Happy Reading❤Gadis tersebut memasuki rumahnya yang luas dengan keadaan lesu. Hening, pertama ia menapakkan kaki ke dalam rumahnya. Memang selalu seperti ini kembarannya pun tak menunjukkan batang hidung saat ini.
Baru saja kakinya menaiki satu anak tangga, suara berat paruh baya laki-laki membuatnya terhenti. Rika menghela nafas lelah, perutnya saja sedang sakit. Ia benar-benar harus mendapat siraman rohani dari Papanya sore ini.
"Rika."
Rika tak menoleh, ia agak takut melihat wajah Papanya. Sudah ia pastikan wajah Papanya semengerikan apa.
"Rika."
Kini suara David lebih tegas. Dengan pasrah Rika membalikkan badannya menghadap sang Papa yang terlihat berdiri tegak di depannya. Pandangannya terus tertuju pada anak perempuannya saat ini.
Rika menunduk, ia tak cukup berani menatap Papanya. Hingga sebuah usapan di kepala Rika membuatnya terkejut. Ia mengadahkan kepalanya pelan melihat sang Papa kini tersenyum tipis.
"Dari mana? Kenapa baru pulang?" Tanya David tenang.
Rika ragu, ia sungguh tak menyangka Papanya yang terkenal penuh emosi seperti biasanya, sekarang terlihat lembut melihat anaknya terlambat pulang. Rika kira ia akan di ceramahi habis-habisan seperti dulu.
"Maaf pah, Rika tadi ada urusan sama temen." Cicit Rika pelan. Tak mungkin dirinya jujur berkelahi dengan bocah remaja smp tadi.
David menghela nafas pelan, ia mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali.
"Yaudah. Rika ke atas gih istirahat." Ucap David akhirnya dengan lembut.
Rika masih bingung, ia belum sempat mencerna apa yang terjadi hari ini dengan Papanya. Ia tersenyum sangat tipis lalu mengangguk singkat, lalu segera melangkahkan kakinya ke atas sebelum Papanya berubah pikiran.
Tepat pada anak tangga terakhir, Rika sudah hapal siapa yang membuatnya selalu naik darah. Tapi anehnya ia selalu terkejut.
"DOR!"
"RIKO!!"
Rika refleks memukul kembaran jahilnya tersebut menggunakan tasnya. Sedangkan yang dipukul hanya asik tertawa kecil setelah melihat wajah terkejutnya Rika.
"Ish! Kurang kerjaan banget sih lo!" Ucap Rika kesal langsung melangkah keras ke arah kamarnya. Dan sebelum itu Rika sempat menyenggol kembarannya tersebut.
Brakk
"Dasar ngambekkan!" Teriak Riko sengaja masih tertawa kecil.
Sedari tadi Riko memang di atas melihat Rika dan Papanya tersebut berbincang. Ia hanya sedikit khawatir, Papanya akan membentak Rika atau apapun yang membuat adik kembarannya sedih. Tentu saja ia tak bisa membiarkan.
****
Brakk
"Gak jelas! Kurang kerjaan emang tu anak!" Ucap Rika geram.
Rika mendengus kesal, melepas kaos kakinya kasar, lalu melepas kacamatanya cepat. Selalu saja mood nya buruk jika Riko seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TROUBLEMAKER TWINS
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ARIKO PUTRA TAMARA dan ARIKA PUTRI TAMARA si kembar nakal yang suka membuat masalah, jarang akur, dan hobby balapan liar. Riko dan Rika melanggar janji sang papa TAMARA membuat mereka harus pindah ke sekolah papanya sendir...