PART 34

67 9 0
                                    


Part ini khusus berisi keuwuan Rika dan Bara!

Jangan lupa selalu tekan votenya ya orang baik, follow juga akun aku.




Happy Reading❤







Rika sudah berdiri tepat di depan rumah besar dan megah, sama seperti rumahnya. Ia mengedarkan pandangannya pada seluruh sudut bagian luar rumah Bara yang bernuansa alam. Meskipun ia pernah sekali ke rumah Bara, Rika tak terlalu memperhatikan dan hari ini ia sedikit kagum.

Saat asik mengamati rumah Bara, sebuah tangan besar mengenggam tangannya dengan lembut membuat ia terkejut. Ternyata Bara, laki-laki itu tampak santai mengenggam tangan Rika yang sudah berkeringat karena gugup.

Tadi saat di perjalanan, Rika dan Bara sibuk berdebat tanpa henti karena idenya Bara yang mengajak Rika ke rumahnya. Rika bahkan sudah mengomel panjang, mencari alasan-alasan yang masuk akal supaya tidak ke rumah laki-laki itu, tetapi Bara tetap tak peduli, Bara tetap mengendarai motornya ke arah rumahnya.

Malam ini angin lumayan kencang dan menusuk ke kulit seperti biasanya karena musim hujan. Bara segera berjalan, ingin memasuki rumah sambil masih mengenggam tangan Rika. Pergerakannya terhenti saat gadis itu menahan.

Bara menoleh ke belakang, terlihat Rika yang ragu.

"Bar jalan jalan aja yuk" ajak Rika memelas.

"Mau hujan noh, lo mau pas jalan hujan mendadak?"

Rika masih diam, memikirkan seribu cara. Bukan, bukannya Rika tidak ingin ke rumah Bara. Ia sangat ingin tapi ragu harus bertemu Ayah dan Bunda Bara, bagaimana nanti ia ditanya-tanya yang aneh? tentang hubungannya dengan Bara maksudnya? Rika menggelengkan kepalanya takut.

"Ayok ah lo lama" ucap Bara kesal menarik tangan Rika tanpa beban.

"Tapi gue malu bar" mohon Rika lagi membuat Bara akhirnya jengah.

Laki-laki itu berbalik dengan tampang kesal, berdecak jengkel. Sedangkan Rika ada di belakangnya yang masih saling mengenggam terlihat gugup.

"Malu kenapa? lo kriminal?" tanya Bara serius. Ia mencoba menatap Rika dalam.

Rika jadi salah tingkah, ia mengalihkan pandangannya ke lain dengan pipi yang bersemu. Lalu badannya tertarik lagi dengan lembut melangkah ke depan. Keduanya sudah masuk kedalam pintu yang di buka oleh wanita paruh baya dengan baju khas pembantu. Tidak mungkin ini Bundanya Bara pikir Rika.

"Loh den Bara perasaan baru aja keluar" ucap Pembantu tersebut ramah, sesekali tersenyum pada Rika yang masih terdiam kikuk di samping Bara.

Bara tersenyum tipis, "Iya bi Bara cuman sebentar, Bunda ngga jalan kan?" tanyanya sopan.

"Bunda Kinar ada di atas lagi di kamar Jeje"

Bara hanya mengangguk iya. Lalu lanjut melangkahkan kakinya ke arah sofa ruang keluarga. Sedangkan Rika terus diam mengikuti langkah arah Bara kemana masih bergandengan.

"Duduk dulu" suruh Bara.

Rika dengan gerakan sopan duduk perlahan di sofa berwarna coklat tersebut. Matanya lalu sibuk menelusuri rumah Bara, sangat rapi dan bersih.

THE TROUBLEMAKER TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang