32. SENAM PAGI

4.3K 332 7
                                    

Selamat tahun baru untuk kaliaaann✨

Jangan lupa tinggalkan jejaknyaaa

***

"Lo ngapain sih Bar, bulak - balik kayak setrikaan, nendang - nendang tembok lagi. Main bola kali ah."cibir Gerry saat melihat sang Ketuanya mudar mandir tidak jelas.

"Tau lo Bar, tenang aja kali. Rey gak apa - apa cuma boker - boker doang mah. Segitu khawatirnya lo sama tu anak pakboy?."Imbuh Darrel.

Bara menoleh kesal, langkah kakinya membawa ia mendekat kearah para kutu kampretnya. Ditatap kedua kampretnya dengan kesal.

"Lo tau kenapa gue gitu?,"tanya Bara yang dibalas gelengan Gerry dan Darrel. "Itu karena lo bedua ngegagalin acara nembak gue!."ujar Bara pelan namun penuh penekanan. Iya pelan, karena takut Syarlin mendengarnya. Karena saat ini Bara, Gerry, Darrel, Syarlin dan Kyra tengah menemani Rey yang tengah diperiksa oleh dokter.

Kalau tanya kemana Sheira? Gadis itu izin tidak ikut karena dengan polosnya mengatakan bahwa dirinya sangat mengantuk. Nanti kalau ketiduran dirumah sakit yang ada malah tambah merepotkan. Tadinya, Gerry juga ingin tidak ikut mengantarkan Rey karena tahu kalau Sheira hanya perempuan seorang diri divilla diantara banyaknya puluhan anggota Brital yang bernotaben laki - laki. Meski mereka semua anggota Brital yang Gerry juga mengenalnya, tidak ada yang tahu gimana kalau dibelakang kita kan? Tapi, ia juga tak bisa meninggalkan sepupunya yang sedang menangisi kebodohannya.

Untung ada Adit yang membuat Gerry bisa bernapas lega dan menghilangkan rasa kekhawatirannya dengan mengajukan dirinya untuk menjaga Sheira. Hanya Adit, yang saat ini bisa ia percaya untuk menjaga Sheira.

"Ya mana gue tau kalau lo lagi nembak Alin. Orang mah bilang, biar kita - kita siapin acara nembak lo."ujar Gerry pelan pada Bara yang diangguki oleh Darrel.

"Dih, lamaran kali ah segala pake acara - acara an."cibir Bara malas.

"Lo mau nembak Alin kayak ngajak makan cilor pinggir jalan. Buat yang berkesan dong. Cewek tuh paling suka kalau dikasih acara yang buat dia Bahagia. Meski sederhana yang penting berkesan."kata Darrel pada Bara, membuat lelaki itu terdiam memikirkannya.

"Udahan dong nangisnya, Rey gapapa kok."ujar Syarlin menenangkan pada gadis yang sedari tadi menangis dipelukkannya.

Yap. Kyra Giselya yang menangis dipelukkan Syarlin, karena dirinya sangat merasa bersalah. Rey sangat tidak bisa jika perutnya harus merasakan rasa pedas. Kyra sangat bodoh, karena rasa kesalnya yang sudah memuncak, ia menuangkan saus pedas yang banyak dan juga taburan bon cabe level 30 di mie buatan Syarlin tadi, yang menjadi mie rebutan mereka tadi.

Setelah 10 menit memakan mie hasil racikan Kyra, perut Rey langsung bereaksi, 10 kali lelaki itu bulak balik kamar mandi, diakhiri dengan wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang mulai melemah. Itu lah yang menyebabkan Rey berakhir dirumah sakit.

Kyra masih menangis dipelukkan Syarlin, kembali merutuki kebodohannya, hal itu membuat Gerry mendengarnya tidak tega.

Gerry menghampiri sang sepupu yang masih menangis, diusapnya pelan bahu Kyra. Kyra menoleh dengan mata yang sudah sembab, gadis itu langsung menubruk tubuh Gerry saat lelaki itu membawanya kedalam pelukan yang menenangkan.

Kyra kembali menumpahkan tangisnya didekapan sang sepupu, menumpahkan rasa bersalahnya kepada lelaki itu.

"Ssstt... udah ya, Rey gapapa kok. Tenang aja."ujar Gerry pada Kyra sembari mengusap punggung kecilnya. Berusaha untuk menenangkan gadis itu.

"Tap..tapi ga..gara - gar..ra gue Rey jj..jadi masuk rum..mah ssa..kit."kata Kyra dengan terisak.

"Enggak, itu Rey cuma modus biar bisa cuci mata sama suster - suster disini."ujar Gerry asal.

AFFRAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang