Syarlin menghirup udara dengan tenang. Setelah 2 jam duduk diatas motor sport Bara, akhirnya ia bisa bergerak dengan leluasa. Meregangkan otot tubuhnya yang pegal.
Maniknya menyapu pemandangan yang indah, udara yang sejuk atau bahkan lebih ke dingin. Syarlin merekatkan jaket jeans Bara ketubuhnya. Setelah sekian lama ia bisa pergi berliburan lagi.
Tubuhnya mendadak merinding saat daun telinganya ditiup seseorang. Syarlin menoleh kaget, mendapati Bara yang sedikit merunduk karena menyamakan dengan tubuh Syarlin, lelaki itu tengah tersenyum tepat dibelakang tubuhnya.
Mungkin jika orang melihatnya dari belakang, seperti Bara yang tengah memeluk Syarlin dari belakang. Padahal tidak. Tapi, Bara sih mau nya gitu, meluk Syarlin. Xixi.
"Lo ngagetin tau gak? Kayak setan."ujar Syarlin kesal.
Bara terkekeh, "Masa iya muka ganteng, unyu dan ter unchhh ini dikatain setan."kata Bara dengan nada cemberut.
Syarlin memutar bola matanya malas, "Gantengan Gara."
Masih ingat dengan Gara kan? Adik Bara yang hobinya mencari gara - gara.
Bara melotot tidak terima, "Enggak. Gantengan gue Lin. Produk pertama buatan Ayah gue gak pernah gagal."ujar Bara.
Syarlin menatap manik Bara yang juga tengah menatapnya, gadis itu tersenyum kecil. "Jelas produk kedua itu sempurna, karena produk pertama itu cuma dibuat percobaan aja. Makanya lebih ganteng Gara kemana - mana."ujarnya santai, tidak memperdulikan raut wajah Bara yang terlihat kesal.
"Kok lu gitu sih sama gue 'Lin?."kesal Bara. Wajahnya yang cemberut membuat Syarlin gemas melihatnya. Ah gemoyyyyy
Ini ketua geng kok bisa gemoy begini?
Syarlin tertawa melihat Bara yang cemberut. Lain hal dengan Bara yang terus menatap Syarlin yang tertawa, sangat manis. Buat Bara jadi candu.
"Gak usah ketawa didepan orang lain, apalagi senyum. Ga boleh!."larang Bara pada Syarlin.
Syarlin menatap Bara dengan dahi berkerut, "Emang kenapa gak boleh? Suka - suka gue dong."
"Nanti orang lain suka."
"Ya gapapa."
Bara melotot tidak terima, enak saja orang lain dengan gampangnya diperbolehkan Syarlin untuk suka pada gadis itu. Tidak, Syarlin cuma untuk Bara seorang.
"Gak boleh. Cuma gue aja yang boleh suka sama lo."kata Bara yang terus memperdalam menatap manik Syarlin.
Syarlin diam mematung dengan tatapan Bara yang dalam. Begitu dalam sampai Syarlin tidak kuat dengan tatapannya. Ah lemah sekali kamu Lin ditatap Bara.
Bara tersenyum melihat Syarlin yang sepertinya salah tingkah ditatap olehnya. Memang siapa yang kuat ditatap sama anak Bunda Anin?
"Ayo masuk dulu."ujar Bara merangkul Syarlin, membawa gadis itu masuk kedalam villa.
***
"Ahh..."
"Terus, ya disituuu.."
"Ahh mantap..."
"Ahh, uhh nikmat sekali.."
Sedari tadi Rey terus meracau tidak jelas, matanya merem melek menikmati sentuhan tangan Beni yang sedang memijit bahunya yang pegal.
Sekali lagi, memijit bahu ya. Bukan apa - apa. Hayo awas pikirannya travelling. Hihiiii.
"Udah belum bang? Gue juga pegel nih."keluh Beni pada Rey.
![](https://img.wattpad.com/cover/221821669-288-k183062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFRAY (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [REVISI DIVERSI CETAK] Ini cerita Bara Sadewa Bramantha, Ketua geng BRITAL yang disegani seantero sekolah padahal Bara hanya manusia biasa sama seperti mereka. Dengan segala kerusuhan, kekonyolan, dan segala hal yang berbau...