Jangan lupa vote sama penuhin komentar kalian yuuuuuu
Siap?
Happy Reading
***
Warung belakang sekolah, tempat mereka membolos hanya sekedar bercengkerama sambil meminum secangkir kopi. Alunan lagu dangdut yang mereka nyanyikan bersama menambah kesan seperti live music di cafe – cafe terkenal. Tempat yang mereka sebut Warbeh sudah menjadi lautan hitam. Mereka memakai jaket kulit hitam kebanggaannya. Jaket kulit dengan bordiran "BRITAL" terpampang rapi mereka kenakan.
Seragam mereka sudah bisa dibilang jauh dari kata rapi. Baju yang dikeluarkan, dasi yang entah melayang kemana, juga dua kancing seragam teratas yang sudah terlepas. Jauh dari kata rapi namun mampu membuat yang melihatnya tak mampu berkedip. Mereka akan dibuat terperangah dengan ketampanan mereka.
Apalagi sang Ketua, Bara Sadewa. Lelaki bertubuh tegap dengan manik elang yang begitu tajam. Dasinya selalu ia ikatkan dikepalanya. Lelaki itu memakai jaket kebanggaannya, lalu menyugar rambut coklatnya kebelakang. Pantas saja banyak idolanya, produk Ayah Bram dan Bunda Anin tidak ada yang gagal.
Bara memimpin do'a sebelum penyerangan, bagaimanapun kita harus selalu minta perlindungan pada yang menciptakan kita.
Mereka membaur kearah motornya masing – masing, siap akan melaju. Suara deru motor saling bersautan. Bara memimpin paling depan, diikuti inti Brital, selanjutnya Beni yang dibonceng Rafi sembari mengibarkan bendera Brital dan terakhir diikuti beberapa ratus anggota Brital yang hari ini siap membantai kandang Rethor.
Diperjalanan, tiba – tiba pikiran Bara terlintas pada gadis yang baru dibiarkan pergi begitu saja dengan ucapannya yang sepertinya menyakitkan hati gadis itu. Bara saja kaget dengan ucapannya sendiri karena terlalu terbawa emosi. Rasa bersalah kembali menyerangnya, tapi untuk saat ini focus Bara pada penyerangan harus terbalaskan.
Bara menghentikan laju motornya, di ikuti dengan yang lainnya. 500 meter jarak dihadapannya, ratusan pemuda tengah tersenyum menyeringai ke arahnya. Dengan beberapa balok kayu yang sudah siap ditangan mereka.
Sial, Brital disambut tanpa sepengetahuannya.
Bara membuka helm fullface nya, menyugar rambutnya sebentar. Menatap tenang ratusan pemuda yang sepertinya kalah jumlah darinya.
Dua kubu saling berhadapan dengan tatapan saling menusuk. Suasana tiba – tiba mencekam.
Sang rival maju satu langkah kedepan, senyum miring terpampang jelas diwajah Kenan.
"Welcome to death, Bara Sadewa."sambut Kenan dengan seringaiannya.
Bara mengepalkan tangannya kuat. Rahangnya mengeras. Sial, ini diluar dugaan.
"Kali ini lo bakal kalah,"ujar Kenan. "Oh sekalian mati tentunya."sambungnya lagi membuat Bara kembali naik pitam.
Kenan kembali tersenyum, "Cewe lo oke juga."
Napas Bara memburu, lelaki itu tidak suka jika ada yang mengganggu Syarlin, bahkan sampai melukai gadis itu. Bara menatap balik Kenan dengan tenang lalu terkekeh sebentar, seakan pertanyaan Kenan barusan adalah sebuah lelucon yang sangat menggelikan.
"Sorry, gue gak punya cewe."ujar Bara.
Benarkan? Bara memang tidak punya cewe.
Terus Syarlin? Kan masih dalam tahap proses. Makanya doain biar official.
"Syarlin Fredella, bukan cewe lo?,"tanya Kenan lagi yang dibalas gelengan kepala oleh Bara. "Bagus, gue bisa bebas main – main sama dia."imbuhnya lagi mampu membuat kerah seragam Kenan ditarik kuat oleh Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFRAY (END)
Подростковая литература[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [REVISI DIVERSI CETAK] Ini cerita Bara Sadewa Bramantha, Ketua geng BRITAL yang disegani seantero sekolah padahal Bara hanya manusia biasa sama seperti mereka. Dengan segala kerusuhan, kekonyolan, dan segala hal yang berbau...