5. OLAHRAGA MALAM

14.6K 695 7
                                        

"Namanya juga sahabat, pasti minim akhlak. Kalau gak minim akhlak ya mereka kurang waras"

***

"Sya, ayo cepet. Gue udah haus bangat nih."ajak Nara.

Saat ini mereka berdua pergi ke kantin untuk membeli minum setelah jam olah raga selesai. Meski harusnya mereka berganti baju dahulu. Namun mereka lebih baik pergi ke kantin dahulu karena sudah dipastikan kamar ganti sangat penuh. Mereka malas untuk berdesak - desakan.

"Nih."Nara mengulurkan air yang langsung diambil oleh Syarlin lalu meminumnya.

"Ayo, balik ke kelas."ajak Nara.

"Eh bentar, itu di ujung rame - rame ada apaan ya?."tanya Syarlin heran.

"Ck, udah gak usah ikut campur. Nanti lo kena imbas."

"Bodo amat. Gue gak peduli."

"Keras kepala."ujar Nara saat melihat Syarlin menghampiri kerumunan tadi.

Syarlin mencoba membelah kerumunan yang sangat ramai. Padahal ini belum jam istirahat, tapi Syarlin tau, mereka yang berkerumun adalah anak IPS yang sedang jam kosong. Walaupun satu jam pelajaran lagi, tapi kantin sudah dipenuhi oleh anak IPS yang sedang ada jam kosong atau pun bolos.

Manik nya membulat saat melihat gadis nerd dengan bajunya yang basah kuyup. Syarlin bisa menebak dia adalah adik kelasnya.

"Lihat. Seragam gue kotor dan sepatu mahal gue kotor karena lo tumpahin jusnya!."sentak gadis berambut blonde.

Syarlin tau gadis yang sedang merah - marah pada gadis nerd itu. Dia Gheisya Mahira gadis berambut blonde, Ratu bully SMA Cakrawala. Penguasa sekolah karena jabatan Ayahnya yang tinggi disekolahnya membuatnya sesuka hati berbuat apapun.

"Maaf kak, saya gak sengaja."ucap gadis nerd itu, kepalanya menunduk takut juga tangannya yang lengket karena keringat meremas roknya kuat.

"Maaf lo bilang. Maaf lo gak bisa bersihin seragam juga sepatu gue yang mahal. Ngerti lo. Dasar cupu!."hardik Gheisya kedua tangannya mendorong tubuh gadis nerd itu hingga terbentur dinding.

Cukup sudah, Syarlin tidak tahan melihatnya. Syarlin sudah bisa menebak gadis nerd ini tidak akan bisa melawannya. Bahkan gadis itu sedari tadi hanya menunduk takut.

Syarlin geram melihatnya, kenapa gadis nerd itu tidak menampar mulut pedas milik Gheisya, atau jambak rambut blondenya.

Syarlin merasa kasihan kepada gadis nerd itu. Ia melangkah maju saat melihat tangan Gheisya melayang hendak menampar gadis nerd itu.

"Cukup mulut lo yang udah lukai hati dia, jangan tangan lo ikut melukai fisik dia. Ngerti!."ujar Syarlin menahan tangan Gheisya.

"Lepas! Lo gak usah ikut campur!."sentak Gheisya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Syarlin.

"Lo udah kelewatan."

"Lo dibayar berapa buat ngebela gadis cupu ini?,"tanya Gheisya angkuh kemudian berdecih songong "Mending lo pergi sebelum lo kena imbasnya."sambung gadis itu.

"Oke, gue pergi." Kemudian Syarlin menarik gadis nerd itu. Namun sedetik kemudian tangannya terlepas.

"Lo kalau mau pergi yak pergi aja. Gak usah bawa bawa gadis cupu ini. Dia belum selesai urusannya sama gue!."

Syarlin memutar bola matanya jengah. Syarlin meminta gadis nerd itu untuk pergi.

"Lo ngapain suruh dia pergi. Mau jadi pahlawan kesiangan lo. Ha!."hardik Gheisya tak suka.

AFFRAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang