"Kata orang, tiga kali bertemu itu jodoh namanya"-Bara Sadewa
***
Bara menyerngit saat melihat kerumunan warga. Karena rasa penasaran yang tinggi membuat Bara menghentikan motornya. Dasar kepo.
Bara menanyakan kesalah satu warga yang ada disitu. "Ada apa ya Pak?."
"Oh itu dek, ada siswi lagi adu omong sama preman sini."jawab salah satu warga yang ditanya Bara tadi.
Bara menyerngit, "Kok gak ditolongin pak? Dia kan cewe."
"Kami terlalu takut dek untuk melerainya, yang ada nanti kita yang kena imbasnya."Bara hanya mangut - mangut kepala sebagai jawabannya.
Bara melangkah maju untuk melihat siapa orangnya. Bara akui siswi itu cukup berani adu omong dengan seorang preman yang diyakini ditakuti warga sini.
Matanya melebar saat tahu siapa orangnya.
"Lo."
Bara kelimpungan melihatnya, "Ya Allah jodoh gue."
Ada yang tahu siapa orangnya? Sepertinya kalian tahu dengan Bara yang selalu bilang dia jodohnya?
Yap. Dia Syarlin Fredella. Gadis yang saat ini sedang adu omong dengan preman.
Bara menggeleng kepalanya heran, dimana sebagian gadis yang jika berhadapan dengan preman akan merasa takut. Berbanding terbalik dengan Syarlin yang malah menantang.
"Kan saya udah bilang Om, kalau saya gak sengaja."
"Halah gak usah beralasan. Lihat baju gue kotor karena es cream lo. Untung gue masih keren."
Syarlin berdecih, "Pede banget."gumamnya.
Syarlin memutar matanya jengah. "Saya udah minta maaf yak Om. Permisi saya mau pulang."
Preman itu menghalau jalannya, "Gak bisa. Lo harus ganti rugi."
"Saya gak punya uang Om. Ada 2 ribu bekas kembalian tadi. Mau? Eh gausah deh, nanti saya pulang bayar pakai apa kalo uang saya kasih ke Om."ujar Syarlin. Curhattt buu.
"2 ribu gak cukup untuk ganti baju gue yang udah kotor ini. Gimana kalo lo ikut gue." Ujar preman itu tersenyum miring.
Syarlin yang melihat itu pun bergidik ngeri. "Sorry ya Om. Gue sibuk."sarkas Syarlin pergi meninggalkan preman tadi.
Namun tangannya keburu dicekal oleh preman tadi, "Lepasin tangan saya atau saya banting."
Preman itu tertawa mengejek, "Banting?,"tanyanya. Preman itu terkekeh meremehkan. "Gak akan bisa. Badan kecil begini mana bisa banting gue."ucap preman itu meremehkan.
Syarlin geram dengan segera menendang aset milik preman itu.
Bara yang melihat itu langsung meringis, seakan tahu rasanya. Itu pasti linu.
Preman itu mengerang kesakitan sambil memegang aset yang ditendang gadis dihadapannya ini. Tendangannya cukup kuat membuat preman itu merasakan linu.
Preman itu langsung mencekal kembali tangan Syarlin yang hendak pergi, namun Syarlin dengan gesit memelintingkan tangan preman itu. Mampusss.
Bara menoleh kesamping saat merasa bahunya ditepuk. "Kok malah di lihatin, kenapa gak dibantuin."orang yang menepuk bahu Bara berkata.
"Bapak juga kenapa malah ngelihatin, gak nolongin juga?."tanya Bara polos.
Bapak itu tersenyum, "Bapak udah tua, kalau bapak bantuin bapak gak cukup uang."
Bara menyerngit heran, "Gak cukup uang buat apa pak?."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFRAY (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [REVISI DIVERSI CETAK] Ini cerita Bara Sadewa Bramantha, Ketua geng BRITAL yang disegani seantero sekolah padahal Bara hanya manusia biasa sama seperti mereka. Dengan segala kerusuhan, kekonyolan, dan segala hal yang berbau...