41. SAKIT JUGA YA

4K 324 26
                                    

Ayo ramaikan komentar kalian perparagraf disini.
Tinggali jejak kalian, biar semangat buat upnya.
Komen yaa, biar aku tau siapa aja yang nunggu cerita ini. Yaaa, okey?

Siap ramaikan?

Happy Reading

***

Pagi ini mentari begitu cerah bersinar. Menyinari seluruh semesta yang kehilangan gelapnya. Tapi tidak dengan gadis berambut sebahu yang hatinya meredup. Bara benar – benar membuat hatinya di ombang – ambing. Gadis itu sakit dengan perkataan Bara kemarin tapi ia juga sangat – sangat khawatir dengan keadaan lelaki itu.

Syarlin mengambil roti yang sudah disiapkan oleh Papanya. Kembali sarapan seorang diri, karena Tama sudah lebih dulu pergi kekantor.

Gadis dengan rambut sebahu itu segera menyampirkan tas ranselnya. Menutup dan tak lupa mengunci pintunya. Baru saja Syarlin akan membuka pagar, sebungkus plastic yang tergantung dipagarnya mengalihkan perhatiannya.

Manik coklat gadis itu menyapu kesekitar, mencari siapa yang menggantungkan sesuatu dipagar rumahnya. Di lihatnya, enam biji permen kiss dan sebuah note. Syarlin mengambil note tersebut, sepertinya Syarlin tau siapa pengirimnya.

Ya, lelaki menyebalkan yang kemarin dibuat sakit dengan perkataannya. Bisa terlihat dari isi notenya.

Sorry

-B

Permintaan maaf dari Bara dengan memberikan enam biji permen kiss. Syarlin tersenyum tipis, sangat tipis lalu menertawakan tingkah Bara.

Mungkin cowo diluaran sana akan memberikan sebatang atau dua batang coklat, bunga atau boneka sebagai permintaan maafnya. Berbeda dengan Bara yang memberikan permen kiss.

Ya, permen kiss. Enam biji. Mungkin jika ditanya harganya, Syarlin tebak lelaki itu pasti membeli permen seribu.

Murah, sederhana dan bermakna bagi Syarlin. Tapi ini bukan mau Syarlin. Syarlin hanya mau Bara meminta maaf langsung padanya.

Tapi untuk apa meminta maaf? Memang, Syarlin siapanya? Sungguh menyesakkan.

***

"Syarlin Fredella,"panggil Bu Ayu, guru mata pelajaran sejarah. "Kamu tidak mendengarkan penjelasan Ibu?."tanya Bu Ayu pada Syarlin.

Syarlin masih tidak mendengar, ia masih melamun sampai suara Kyra membuyarkan lamunannya.

"Alin, lo dipanggil tuh sama Bu Ayu."kata Kyra pada Syarlin dengan kibasan buku agar Syarlin tersadar.

Syarlin tersadar, terkejut saat semua pasang mata tertuju kearahnya. Gadis itu meringis pelan saat Bu Ayu menatapnya. "Iy..Iya Bu?."tanya Syarlin.

"Kenapa kamu melamun? Kamu tidak mendengarkan penjelasan Ibu?."Bu Ayu balik tanya pada Syarlin.

"Maaf Bu."

Bu Ayu menghela napasnya sebentar. "Ya sudah, sekali lagi ibu lihat kamu melamun dan tidak focus. Silahkan nanti kamu keluar."ujar Bu Ayu.

"Iya Bu."

***

"Lin, lo kenapa ngelamun mulu sih dari tadi?."tanya Kyra saat sudah menelan sehuap batagor.

Sheira mengangguk, "Iya, Alin kenapa? Sese perhatiin dari balik ketemu Bara kemarin kok mukanya langsung asem."

Kyra mengangguk membenarkan, memang sepulang dari bertemunya Bara kemarin, raut wajah Syarlin berubah. Mungkin biasanya Kyra dan Sheira selalu melihat wajah kesal dan bahagia Syarlin saat bertemu dengan Bara. Tapi kemarin, wajahnya murung penuh kesedihan.

AFFRAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang