Huhuu, setelah di teror untuk cepat - cepat up. Niii aku up buat nemenin malam minggu kalian yang jomblo xixixi.
Awas aja kalo gak rame. Jadi harus spam vote sama spam komen okey.
Happy Reading
***
Tiga hari yang lalu mendekam di rumah sakit, hari ini Darrel sudah diperbolehkan untuk pulang dengan alasan harus banyak istirahat dan tidak melakukan aktifitas berat agar jahitannya cepat kering. Berutungnya saat itu Darrel cepat mengelak dan tusukannya tidak terlalu dalam.
Darrel menghela napasnya berat sembari mengusap wajahnya pelan. Ia menunduk, melihat luka tusukannya yang sudah mulai kering, lalu tangannya terulur mengambil dan memakai kaos t-shirt nya, melangkah menemui para sohibnya diruang tamu yang sedang berkumpul atas kepulangannya.
Berbagai macam aneka ragam snack makanan dan minuman soda sudah tersedia di atas meja. Mereka membelinya sebelum datang kesini, tentu dibayar dengan isi dompet Bara, karena Bara datang terlambat. Lelaki itu, mengantarkan kepulangan Syarlin juga.
"SAATNYA PARTY KACANG.."teriak Rey heboh. Sangat heboh karena cemilan mereka gratis. Sebagai ketua PKG tentu Rey sangat berbunga hatinya mendapatkan makanan gratis.
"MUSYRIKKK.."teriak Gerry, ditangannya sudah siap sekaleng soda yang masih belum dibuka dan ia jadikan sebagai mic nya.
"Musik bego."toyor Darrel pada Gerry.
"Oh, udah ganti ya?."tanya Gerry polos.
Darrel menghela napasnya lelah, heran dengan otak Gerry, Rey dan Bara yang kadang diluar naluri mengakibatkan dirinya terbawa sifat sablengnya.
"Udah, baru kemaren potong tumpeng."jawab Darrel malas.
"Ade lo mana Rel?."tanya Rey, manik lelaki itu menyapu kesekitar mencari sosok Deya, adik dari Darrel. Buaya jantan sudah mulai mencari mangsanya.
Deya Alvarendra, adik dari Darrel Alvarendra. Gadis berusia 14 tahun yang kini menduduki bangku SMP. Rey memang selalu mencari Deya jika berkunjung kerumah Darrel.
Tangan Darrel melemparkan bantal sofanya kearah wajah Rey, enak saja adiknya jadi incaran playboy cap kadal. Darrel tak akan membiarkan adiknya jatuh keperangkap Reymond Pahlevi.
"Gue sunat kalo berani deketin ade gue."ancam Darrel.
"Ade lo pacaran sama gue mah dijamin bahagia, makan gue bayarin."ucap Rey.
"Halah, lo aja masih ribut terus sama Kyky."sahut Darrel.
"Makan aja lo masih numpang ke Bunda."sahut Gerry.
"Pinter banget lo kalo soal buka kartu."cibir Rey mendelik kesal membuat mereka terkekeh pelan.
Rey menoleh pada sohib dinginnya, lelaki itu tengah focus bermain game diponselnya, seperti biasa.
"Dit?."panggil Rey.
Adit tidak menyahut, lelaki itu masih focus bermain game.
"Didit."panggilnya lagi yang tak disahuti ole Adit.
"Didit diajak ngomong,"sahut Darrel yang seperti tau akan sikap sohib dinginnya.
"Bacotan lo gak penting, makanya gak di sahutin."imbuh Gerry.
Rey mencebik kesal, "Bang Didit Sanjaya?."panggil Rey berteriak, kesal karena tidak disahuti.
"Berisik!."ucapnya begitu singkat pedas dan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFRAY (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [REVISI DIVERSI CETAK] Ini cerita Bara Sadewa Bramantha, Ketua geng BRITAL yang disegani seantero sekolah padahal Bara hanya manusia biasa sama seperti mereka. Dengan segala kerusuhan, kekonyolan, dan segala hal yang berbau...