15. WAKTU BERSAMA NARA

8K 491 5
                                    

"Aduhhh Ky sakit, lepasin dong."ringis Rey saat rambutnya dijambak kuat oleh Kyra.

"Siapa suruh lo abisin batagor punya gue!."kesal Kyra.

Saat ini Kyra dan Sheira sedang makan di meja makan yang biasa geng inti Brital kumpul, dimeja pojok. Karena mereka kehabisan tempat duduk. Gerry menyuruh sepupunya bergabung dengan geng Inti Brital, toh mereka sudah biasa.

"Sese aja gak marah gue makan batagornya."ujar Rey, lelaki itu memegang tangan Kyra dari rambutnya yang sedang dijambak guna menahan agar rambutnya tidak rontok.

"Lo makan batagor Sese cuma sehuap, sedangkan batagor gue lo abisin semua. Lo gak tau gue lagi laper banget!."geram Kyra.

"Udah Ky, kasian Rey. Kyra bisa makan punya Sese."ucap Sheira menengahi antara Rey dan Kyra yang tak pernah akur.

"JANGAN KASIH KENDOR KY."celetuk Bara.

Lelaki itu malah terkekeh menyaksikan sohibnya yang sedang di marahi oleh Kyra. Bukan hanya Bara, semua para kutu kampretnya ikut menertawakan Sang Playboy yang tampan dan seksi, katanya.

"JAMBAK LAGI KY, BIAR GAK KEBIASAAN."imbuh Gerry. Lelaki itu malah mengompori sepupunya untuk terus dilanjut.

"Demen gue liat si Rey disiksa gini."ucap Darrel santai, tangannya memasukan kacang yang sudah dibuka tadi ke mulutnya.

Rey masih meringis, para sohibnya malah menertawakannya bahkan mengomporinya, hanya ada satu sohib yang sedari tadi diam memainkan game diponselnya, seperti biasa. Siapa lagi kalau buka Radit. Lelaki itu tidak memperdulikan sekitar.

Rey menatap Adit yang sedang sibuk bermain game, harapan satu - satunya untuk menyelamatkan rambutnya dari jambakan maut Kyra adalah Adit. "Duh. bang Didit yang paling dingin, bantuin abang Rey dong."

"Males."Adit melirik sebentar lalu kembali pada ponselnya.

Jawaban Adit membuat para kutu kampretnya tertawa senang. Begitulah yang namanya sohib. Senang bukan, melihat sohibnya sendiri menderita. Hahawww.

"Aw Ky, rambut gue bisa rontok nih."ujar Rey.

"Kyra, udah ya lepasin. Kasian Rey nya. Sese pesenin lagi deh."ujar Sheira. Gadis itu merasa kasihan melihat Rey meringis kesakitan.

Sejujurnya ada setitik rasa kasihan dalam diri Kyra. Tapi gadis itu dibutakan dengan hawa kesal sampai tidak peduli ringisan yang keluar dari mulut Rey.

"Gak usah! Udah gak nafsu gue!."kesal Kyra sembari melepaskan jambakannya. Gadis itu berdiri lalu pergi dengan menghentakan kakinya kesal.

"Kyra mau kemana? Tungguin Sese."teriak Sheira, gadis itu berdiri lalu mengejar Kyra.

Rey mengusap rambutnya yang masih terasa sakit. Lelaki itu menatap punggung Kyra yang hilang dibelokan koridor.

"Yah kok udahan."keluh mereka. Rey menoleh, menatap tajam mereka.

"Kalian semua jahat! Abang Rey gak suka."Rey berucap dengan nada anak kecil yang merajuk. Ishhh jijiiiq

"Bodo amat."ucap mereka berbarengan. Membuat Rey mendengus kesal.

***

"Gue bilang juga apa Sya. Kemaren - kemaren gak usah ikut campur. Sekarang gini kan, lo kena imbasnya."cecar Nara. Gadis itu kesal sekali melihat temannya yang selalu saja ikut campur untuk menolong orang.

"Nara ku yang paling jelek, gue gak bisa liat orang dibully, direndahin. Kasian, harusnya lo bangga dong punya temen yang pemberani kaya gue."ujar Syarlin. Gadis itu lalu membuka botol minum yang dibelinya dikantin sebelum akhirnya mereka ada di taman belakang sekolah.

AFFRAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang