Kezia 40 - Apa

142 13 0
                                    

Kezia hampir saja menjatuhkan gelasnya kalau saja tidak ada Aulia yang menyadarkannya. Satu temannya itu baru mendekat ke arah Kezia saat menyadari kejadian di atas panggung.

"Jadi, kini saatnya acara yang di tunggu-tunggu telah tiba, yaitu pertunangan Hisya dengan Farel," ucap sang MC.

Kedua orang yang berada di panggung itu saling bertukar cincin dan diikuti semua orang yang disana bertepuk tangan dengan meriah.

Berbeda dengan Kezia yang hanya diam tanpa ekspresi sama sekali. Gelas yang ada di tangannya justru ia cengkram dengan sangat erat.

"Zi! Lo baik-baik aja kan?" tanya Aulia merangkul bahu Kezia.

Kezia tak menjawab. Bukan karena Kezia merasa jealous, atau lelaki itu pernah ada di masa lalunya. Rasa sayang yang dulu pernah menumpuk, kini digantikan oleh gunungan kata benci yang tak dapat di jelaskan begitu gamblang.

"Saya Fasya dan suami saya Karel, selaku orang tua Farel sangat merasa amat bahagia melihat putra kami yang sudah melakukan per .... "

Tanpa berpikir panjang, Kezia meletakkan gelas ditangannya dengan kasar, ia melangkah pergi meninggalkan tempat itu begitu saja.

Aulia yang menyadari itu segera menyusul, tapi sebelum itu dia menepuk lengan Rexam agar ikut sadar.

"Bantu gue kejar Kezia,"

Kezia berjalan tak tentu arah, pikirannya tak dapat di ajak kompromi.

Bruk!

Tanpa sadar Kezia menabrak sesuatu, dia langsung mendongak.

"Sorry nggak sengaja," ucap Kezia datar.

"Ck, basah," dia nampak berdecak kesal, mengibaskan kemeja nya yang tertumpah minuman.

Merasa mengenal suara itu, hanya nadanya yang terdengar dingin dan ketus, Kezia menormalkan wajahnya.

"Nggak sengaja Kak," ucap Kezia.

"Ck, ngribetin,"

"Kezia!"

Aulia dan Rexam menghampiri Kezia. Gadis itu tak menyahut, dia mencoba membantu Kakaknya membersihkan kemejanya.

"Lo bawa baju ganti kan, di mobil?" tanya Kezia.

"Apasih lo, sok akrab," sentaknya kasar.

Mendengar itu, Kezia refleks mendongak menatap lelaki itu dengan raut tak paham, lalu melepas kasar topengnya.

"Lo nggak lupa kan kalo gue adik lo?" kali ini, Kezia sedikit tak suka.

Rexam dan Aulia menoleh, saling tatap dengan raut bingung dan mengedikkan bahu tak tahu secara bersamaan.

"Apasih lo, gue nggak punya adik dan gue nggak kenal lo." Dia berdecih pelan, lalu membalikkan tubuhnya. Yang malah membuat kerutan di dahu Kezia.

Bruk!

Sepertinya kesialan lelaki itu ada pada malam ini. Tadi dengan Kezia dan sekarang dengan Zega ... tunggu-tunggu, siapa tadi? Zega?

"Kak Zega?!" seru Kezia, yang membuat lelaki yang di tabrak itu menoleh.

"Ah, lo disini rupanya. Dan lo, sorry nggak sengaja," kata lelaki itu, menunjuk orang yang menabraknya.

Kedua suara itu mirip, sama persis. Hanya saja, sikap dingin itu yang membedakan. Tanpa sopan, Kezia menyentak kedua topeng yang menutupi wajah keduanya.

"Lo?!"

"Lo siapa?!"

Entah, Kezia menatap terkejut ke arah dua orang itu, begitupun dengan Rexam, Aulia dan Eflyn. Lelaki yang datang dengan Eflyn dan diketahui memang Zega, menunjuk orang di depannya dengan pandangan bingung.

KeziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang