Pagi harinya, Kezia sudah siap dengan seragam sekolahnya ia menyambar handphone, tas dan jam tangannya.
Ia keluar dari kamarnya dengan menenteng tas dibahu kirinya, ia menuruni tangga dengan langkah gontai. Sepersekian detik ia sampai di meja makan yang sudah diisi oleh Papa dan Kakaknya.
Dengan ekspresi seperti biasa--datar dan dingin--Kezia menempati kursi di samping Zega lalu mulai memakan makanannya.
Hengky dan Zega tak menghiraukan keberadaan Kezia, mereka kadang memaklumi sifat Kezia atau kadang juga kesal dengan sifat Kezia. Tapi tak urung kasih sayang mereka tak pernah luntur pada Kezia,
"Pah aku duluan" pamit Kezia menyalami Hengky, setelah menyelesaikan makannya.
"Nggak bareng Zega? "
"Nggak bareng Kakak? "
Zega dan Hengky bertanya sedikit bersamaan, lalu mereka saling tatap dan kembali menatap Kezia.
"Pulang sekolah aku mau ke basecamp" izin Kezia sambil berjalan meninggalkan ruang makan.
"Pulangnya hati-hati" peringat Hengky dan Kezia mengangguk.
ⓚⓔⓩⓘⓐ
Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, membuat para siswa/i SMA Pertiwi berhamburan keluar kelas menuju kantin atau tempat lainnya.
Berbeda dengan para siswa/i lainnya, Kezia yang sedari tadi berada di dalam kelas, menelungkupkan wajahnya ke lipatan kedua tangannya dan earphone yang terpasang di telinga nya.
Tadi malam, ia sudah prepare barang-barangnya untuk keperluan hari minggu nanti. Ia juga sudah menyimpan satu koper sedang di bagasi mobilnya,jadi ia tak terlalu memikirkan besok.
Kezia mendongak saat teringat sesuatu terlintas dipikirannya, ia bangkit dari duduknya lalu keluar dari kelas. Masih ada waktu sebelum bel, pikir Kezia berjalan sedikit cepat meninggalkan gedung sekolah.
Disepanjang koridor dan tangga, Kezia menjadi pusat perhatian dan sesekali bisikan-bisikan terdengar menyapa telinga Kezia, tetapi sang empunya hanya acuh menunjukkan wajah datar nan dinginnya.
Di parkiran, Kezia langsung membuka pintu mobilnya. Tangannya mengambil tas kotak berisi kamera miliknya, ia membawa tas itu menuju gedung sekolah.
Kezia tak luput dari perhatian dari semua kalangan siswa/i SMA Pertiwi, selain berparas cantik dengan wajah datar nan dingin ia juga seorang Ketua OSIS di SMA ini, jadi hal yang biasa terjadi saat dia berjalan mengelilingi mereka.
Walaupun seperti itu, Kezia selalu acuh pada semua. Ia tak pernah takut pada siapapun; adik kelas, satu angkatan maupun kakak kelas ia tak pernah takut.
Saat ingin berbelok menaiki tangga, tiba-tiba dari berlawanan ada beberapa siswi yang berjalan ke arahnya dan Kezia bertabrakan dengan mereka.
Bruk
Al hasil,Kezia tersungkur di bawah tangga dan kamera yang berada di tangannya terlempar dua meter darinya.
"Anj*ng" umpat Kezia saat menyadari kameranya akan rusak.
Kezia dengan cepat mengambil kameranya--yang terlihat rusak pada bagian lensanya. Ia langsung mendekat ke orang yang menabraknya, nafasnya memburu, dadanya naik turun menahan amarah.
"MAKSUD LO APA?! HAH?! " Kezia membentak kesal di depan cewek yang menabraknya.
Masa bodo dengan semua siswa/i yang melihat perdebatan mereka nantinya, ia tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia
Novela Juvenil(Slow Update) [Follow dulu sebelum baca] Anastasya Latevy Kezia Falreand, Seorang gadis cantik yang memiliki sifat cuek akibat masa lalunya, membuat dirinya menjadi sosok yang dingin. •Kekecewaan yang masih membekas dan aku tak tau kapan segera...