Kezia 37 - Bingung

154 13 1
                                    

"Kita boleh gabung nggak? "

Karin, Aulia dan Mutia mendongak, menatap keempatnya, "duduk aja," sahut Karin mengijinkan.

Keempat lelaki itu langsung duduk di tempat yang kosong.

"Pesen Nat! " seru Kenzo memerintah.

Sontak saja, Natta menempeleng Kenzo. "Enak gitu ya, tinggal nyuruh, lo cuma melotot sama makan doang," cowok itu mendelik kesal.

"Cuma mesen anjir, gue nggak minta lo ngitung rambut." sahut Kenzo ikut sewot.

"Pesen ndiri. Ogah gue mesenin buat cowok jadi-jadian kek lu," semprot Natta, melenggang pergi meninggalkan meja mereka.

"Cuma pesen aja pakek acara debat segala," heran Rexam, memijit pelan pelipisnya.

Berbeda lagi dengan para cewek, yang anteng dengan makanan mereka sambil berbincang santai, menghiraukan keberadaan makhluk jantan di meja mereka.

"Natta de coco, gue sekalian njir. Mie rebus sama es teh,"

"Kalo pesen yang simple aja kalik, nunggu mie lo lama," ucap Aron.

Kenzo tak menanggapi, ia malah memainkan ponsel nya sampai menunggu pesanan mereka tiba. Kini hanya perbincangan Mutia, Karin dan Aulia saja lebih mendominasi meja itu. Entah apa yang di bahas para cewek, jika berkumpul.

"Gue nggak tau selera nya si Hisya gimana, males kepo juga gue," kata Mutia, menatap teman-temannya.

Teman-teman Kezia tengah membahas acara pesta topeng yang diadakan salah satu anak IPS. Mereka bingung akan bagaimana. Tau saja bagaimana Hisya, si pembuat acara itu bergaya glamor, yang pastinya mereka harus berpikir berkali-kali lipat untuk memberikan kado yang mungkin se selera dengan gadis itu.

"Makanya itu, gue juga bingung. Mana tuh cewek kalo nggak suka, ngenyek nya minta ampun," ucap Aulia, diakhiri dengan dengusan.

Karin mengangguk membenarkan, lalu ia melirik ke arah Kezia. "Zi, lo nggak ada ide gitu buat ngasih kado yang pas buat si Hisya? " tanya nya.

Kezia menggeleng tanpa menatap sama sekali ke arah lawan bicara. Ia memilih acuk tak acuh dengan pesta itu, toh Kezia sudah tak berminat mengikuti acara-acara seperti itu.

"Susah deh, kalo ngomong sama kutub," ia memutar bola matanya malas dan melanjutkan acara makannya.

"Kalian dateng juga kan?" tanya Mutia, mengalihlan netranya ke jajaran para cowok.

Aron dan Rexam sama-sama mengedikkan bahu acuh, tak tau juga mau buat apa, apalagi yang mengadakan acara perempuan. Para cowok seperti mereka, apa tau pikiran para cewek.

"Kasih aja sendal swallow, morah noh. Lima poloh rebu dapet lima," timpal Kenzo enteng. Matanya yang terfokus pada game, tak membuat telinganya teralihkan.

Bugh!

Refleks Mutia menabok tangan Kenzo sebal, "lo kira Hisya anak kolong jembatan, lo kasih sendal swallow," cibir nya.

Karin, Mutia dan yang lain hanya tertawa mendengar ucapan ngawur dari Kenzo.

"Lo kalo usul yang elite dikit kek. Orang kek Hisya lo kasih sendal swallow, yang ngasih sepatu branded aja belum tentu di terima, apalagi kalo lo kasih swallow? " Aron berucap, "yang ada baru buka udah langsung digunting kalik, buang ke tempat sampah." tambahnya tertawa pelan.

"Tambah omelan," sembur Karin.

"Nah tuh," sahut Aulia menyetujui, "apalagi ada notes nya dari lo?"

"Hahaha .... "

"Di labrak!" seru mereka bersamaan, dengan suara tawa yang semakin pecah.

"Njir anjir, ada yang berani nggak tuh? " kata Aron, menetralkan tawanya sejenak.

KeziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang