"ASSALAMUALAIKUM! KEZIA! "
Suara salam menggelegar memenuhi rumah Kezia. Ketiga sahabat Kezia memasuki rumah itu dengan santai.
"Waalaikumsalam,"
Mutia, Karin dan juga Aulia seketika menghentikan langkah mereka, menatap bingung ke wanita yang baru menjawab salamnya itu.
"Bukannya tadi Kezia bilang, Kak Zega lagi ada urusan kelas, kok di rumah masih ada orang?" bisik Mutia menoleh ke arah kedua temannya, seolah meminta jawaban.
"Maaf, Tante siapa ya ... kok ada di rumah temen saya?" tanya Aulia.
"Ouh, itu. Kenalin, Tante Asfeela temen Papanya Kezia." ujarnya, tersenyum ramah.
Berbeda dengan ekspresi wajah Asfeela yang nampak ramah, ketiga nya menatap Asfeela dengan tak percaya, setelah mendengar pernyataan tadi.
"Ah, temennya Om Hengky," ucap Karin tertawa canggung, menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal.
"Iya," balas Asfeela, "kalian temennya Kezia?" tanyanya.
Spontan ketiganya mengangguk ragu. Mungkin akibat keterkejutan tadi, mereka merespons seperti itu.
"Mau Tan-
"Langsung naik,"
Ketiganya mendongak, mendapati Kezia di tangga atas yang mengintrupsi mereka.
"Kita ke atas duluan ya Tan," pamit Aulia, dengan perasaan canggung.
Asfeela yang mengerti pun hanya tersenyum mengijinkan. Dan setelahnya, ketiga gadis itu langsung berlomba-lomba menaiki tangga menuju ke arah Kezia.
Sang pemilik rumah sendiri acuh lalu memutar tubuhnya kembali ke dalam kamar, disusul oleh para teman-temannya.
"Kez! Tadi siapa woy?! "
Baru juga Kezia mendaratkan pantatnya di kasur, suara Mutia yang kepo langsung terdengar memenuhi kamar.
"Diem anjir, jan treak-treak, nanti denger," tegur Aulia.
Aulia mengunci pintu kamar Kezia, lalu menyusul Karin yang duduk di karpet.
"Gue juga nggak tau," balas Kezia.
"Tapi dia bilang kan ..., " ucap Mutia menggantung, "temen Papa lo?" lanjut nya lirih.
Kezia mengedikkan bahu, tak menanggapi pertanyaan-pertanyaan Mutia. Sedangkan Aulia yang tadi menyimak, kini paham akan keterdiaman nya Kezia.
"Udah ah, kita kesini kan mau ngajak Kezia shooping kenapa malah deprok disini?" kata Aulia.
"Shoo-
Tok tok tok
Ucapan Kezia terpotong dengan suara ketukan pintu dari luar kamar, dan spontan keempat remaja itu menoleh ke arah pintu. Kezia yang menyadari terlebih dahulu berangsur bangkit menuju pintu kamarnya.
"Maaf Tante ganggu, Tante cuma mau ngasih ini ke kalian." Asfeela menyodorkan nampan berisi empat gelas air orange dan beberapa camilan.
Kezia mengangguk pelan, mengambil alih nampan tersebut. "Bi Lilis kemana?"
"Lagi bersih-bersih di belakang," balasnya, "apa kamu butuh sesuatu?" tanya Asfeela menaikkan satu alisnya.
"Lain kali anda tak perlu repot-repot untuk melakukan ini. Terima kasih," kata Kezia terlampau dingin.
Asfeela terdiam sejenak, menatap Kezia dengan tatapan nanar. Tapi setelahnya, dia tersenyum. "Nggak papa, Tante ikhlas kok nglakuin ini, jangan lupa dihabisin ya, Tante ke bawah dulu." kata Asfeela lalu berjalan meninggalkan kamar Kezia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia
Teen Fiction(Slow Update) [Follow dulu sebelum baca] Anastasya Latevy Kezia Falreand, Seorang gadis cantik yang memiliki sifat cuek akibat masa lalunya, membuat dirinya menjadi sosok yang dingin. •Kekecewaan yang masih membekas dan aku tak tau kapan segera...