Kalau bukan karena paksaan ketiga temannya untuk datang. Malam ini pasti dia sudah berleha-leha di dalam kamar, menikmati alunan musiknya sambil membaca-baca bukunya, namun malam minggu ini juga berbeda.
Kini, dress berwarna biru sudah melekat apik di tubuh Kezia, ditemani dengan high heals yang senada. Tangannya tergerak untuk merapikan rambut dengan sisir di meja rias.
Entah apa yang membuat Kezia rela berdandan, ah ralat hanya menyisir rambut bukan berdandan. Dia menatap pantulan wajahnya dari cermin, lalu terkekeh pelan tanpa sadar.
"Gue bisa cantik juga ternyata," tangannya tergerak menyelipkan anak rambut.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, sedang ia akan berangkat lima belas menit lagi, masih cukup lama untuk menunggu.
Suara pintu kamar terbuka membuat Kezia langsung bangkit dan berbalik, tapi setelahnya ia menghembuskan nafas lega saat tau siapa orang itu.
"Adek gue cakep juga ternyata," Zega tertawa pelan menatap sang adik. "Coba kalo lo bukan adek gue, udah gue pacarin dari dulu," gemasnya.
Setelah sore tadi, sepulangnya Kezia dari mall dengan bersamaan Zega yang dari rumah temannya, keduanya bersitegang. Kezia yang meminta berangkat bersama dengan Zega, sedangkan Zega sendiri sudah berjanji akan berangkat dengan Eflyn. Demi berangkat bersama Zega, Kezia bahkan rela untuk mengeluarkan banyak suara untuk menentang sang Kakak.
Kezia yang kuekeh berangkat bersama dengan Zega dan Eflyn pun tak masalah, asal dengan Zega. Tapi, kakak lelakinya itu tetap menolak dengan alasan, kalau membawa dua cewek sekaligus, dia akan dicap cowok playboy. Sontak saja Kezia tak terima, masa‘ nggak diakui sebagai adik, dia kembali menentang kata-kata Kakaknya.
“Yah kan mereka pada tau kalo gue ini adek lo, bukan simpenan lo,” kira-kira protesan itu lah yang Kezia utarakan. Tapi, lagi-lagi Zega menolak tidak mau, yang pada akhirnya Kezia lah yang mengalah.
Kali ini kakaknya sudah rapi dengan balutan kemeja kotak-kotak di tubuhnya, tak lupa aroma parfum khas Zega menyeruak di indra penciuman, hingga membuat Kezia tau bahwa lelaki itu sudah akan berangkat terlebih dahulu.
"Udah ngabarin Rexam?" tanya Zega. Lelaki itu sudah tau kalau sang adik tengah dekat dengan teman sekelas nya itu.
Mendengar nama itu, membuat Kezia mendengus malas. Tangannya langsung mengecek ponselnya.
Rexam
Gw otw, tnggu bntr
18.35Tertera disana lima menit yang lalu pesan itu masuk, yang berarti lelaki itu tengah perjalanan ke rumahnya.
"Otw," sahut Kezia.
"Oke, gue duluan. Sampek ketemu di party adik manis," selepas mengatakan kalimat menjijikkan itu, Zega segera berlari meninggalkan kamar.
"Zega sialan! "
"NGGAK BOLEH NGOMONG KASAR!"
"Persetan," dengusnya sebal.
Kakaknya sudah pergi, setelah suara mobil Zega terdengar keluar dari pekarangan rumah. Gadis itu masih setia di depan meja rias, sesekali mengecek layar ponselnya, untuk mengetahui Rexam sudah sampai mana, atau ada pesan dari para teman-temannya.
Tin tin tin!
Kezia terlonjak kaget, tubuhnya langsung berdiri lalu berjalan ke arah balkon. Dan setelah melihat siapa yang baru saja membunyikan klakson, Kezia buru-buru mengambil sling bag-nya, tak lupa dengan kado yang sudah ia siapkan.
Baru kakinya akan menuruni tangga, sosok yang di dapur membuat alisnya menukik tajam. Wanita itu masih disini rupanya, padahal tadi sore dia sudah tak melihatnya, tapi kenapa dia masih disini juga, kesal Kezia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia
Teen Fiction(Slow Update) [Follow dulu sebelum baca] Anastasya Latevy Kezia Falreand, Seorang gadis cantik yang memiliki sifat cuek akibat masa lalunya, membuat dirinya menjadi sosok yang dingin. •Kekecewaan yang masih membekas dan aku tak tau kapan segera...