2 Terbongkar

1.2K 70 11
                                    

Hari ini Tiara tak pergi sekolah mengingat ini hari libur ia memutuskan akan langsung pergi bekerja saja daripada di rumah tak ada pekerjaan yang harus ia kerjakan, meski hanya bantu-bantu di dapur.

"Ma, Tiara pamit kerja ya. Jaga diri mama dan papa baik-baik, Tiara janji akan pulang cepat," ujar Tiara seraya pamit kepada Sarah yang sedang duduk memotong sayuran.

"Iya, pergi sana. Cari uang yang banyak biar hidup kita nggak kekurangan apapun. Semenjak papa mu sakit hidup kita jadi seperti ini," ujar Sarah dengan nada tak sukanya terhadap Tiara.

Mendengan jawaban dari Mamanya membuat hati Tiara mencelos dibuatnya. Ia sendiri bertanya-tanya mengapa Sarah sangat tak menyukai dirinya? Memangnya salah dirinya apa hingga Sarah membencinya?

Entahlah hanya Sarah dan Tuhan yang tahu apa penyebab Sarah membenci dirinya.

"Baik Ma, Tiara berangkat dulu ya," ujar Tiara dan langsung pamit untuk pergi ke tempat bekerjanya.

Di perjalana Tiara masih memikirkan kata-kata yang terucap dari bibir Sarah barusan. Sampai tak sadar bahwa dirinya kembali menabrak seseorang.

"Akh, maafkan aku, Tuan, aku tidak sengaja. Tolong maafkan keteledoran diriku," sesal Tiara seraya menangkupkan kedua telapak tangannya.

"It's oke, nggak masalah," ujar orang tersebut dan langsung pergi.

Setelah kepergian pria tersebut buru-buru Tiara berjalan cepat agar cepat sampai di tempat kerjanya. Saat sampai di tempat kerjanya, Tiara heran mengapa semua karyawan disini tampak sibuk sekali? pikir Tiara.

"Mbak Dini," panggil Tiara seraya menghampiri Mbak Dini yang sedang mengelap meja.

"Iya Tia," ujar Mbak Dini dengan menoleh kearah Tiara.

"Mbak, aku mau tanya? Ini sebenarnya ada apa ya mbak sampai semua karyawan tampak sibuk?"

"Kamu nggak tahu kalau seorang pengusaha terkenal akan datang kemari untuk mengadakan acara makan malam dengan clien besar?" tanya Mbak Dini seraya menatap Tiara heran.

"Nggak mbak, bahkan Tiara baru tahu saat tadi," ujar Tiara dengan jujur.

"Kamu nggak liat grup, Ya?" tanya mbak Dini lagi. Lagi-lagi jawaban Tiara hanya gelengan kepala saja, hal itu membuat mbak Dini geleng-geleng kepala.

"Ya sudah mending kamu ikut bantuin yang lain buat beres-beres karena waktu kita nggak banyak, Ya," ujar mbak Dini menyuruh Tiara agar segera melakukan tugasnya.

"Iya mbak. Tiara pamit ya mau ikut bantu-bantu," ujar Tiara yang diangguki oleh mbak Dini.

Setelah itu Tiara pun ikut membantu para karyawan untuk mempersiapkan acara makan malam spesial.

Tepat pukul 20:00 semua persiapan sudah selesai, semuanya pun bersorak bahagia karena dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.

Tak lama dari arah luar tampak beberapa mobil memasuki area parkir. Dengan arahan Pak Suryadi semua karyawan berbaris menyambut seseorang dengan dikawal beberapa bodyguard dibelakangnya.

Tiara tak dapat melihat karena terhalang sosok tinggi di depannya. Memang Tiara berdiri berbaris dibelakang membuatnya tak dapat melihat dengan jelas siapa sosok yang tengah dikawal oleh orang-orang berbadan kekar itu.

"Mbak, aku nggak bisa liat siapa orangnya," bisik Tiara ditelinga mbak Dini yang terkekeh mendengarnya.

"Kamu ini Tia, kayak liat apa aja," ujar mbak Dini menggelengkan kepalanya.

"Hehe abisnya nggak keliatan mbak," cengir Tiara dengan menggaruk tengkuknya.

Setelah itu sosok yang datang dikawal oleh orang yang berbadan besar itupun memasuki kedai restoran, dan duduk di kursi yang sudah disediakan.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang