56 Melarikan Diri

963 40 30
                                    

Siang itu Haris kembali membawa Tiara untuk memeriksakan kandungannya di Dokter kandungan sebelum pulang. Setelah beberapa hari lalu, Dokter menyarankan Haris untuk pergi ke Dokter kandungan untuk mengetahui keadaan janin yang dikandung Tiara.

Kini keduanya sudah berada diruang pemeriksaan dengan Tiara merebahkan dirinya diatas brankar. Lalu, Dokter bernama Dokter Mira itupun langsung memberikan gel di perut Tiara.

Kedua pasangan suami--istri tersebut menatap takjub janin yang kini tengah berkembang dengan baik. Tiara merasakan genggaman tangannya mengerat saat melihat tatapan Haris yang terlihat haru. Melihat suaminya, Tiara juga merasakan hal yang sama dengan Haris rasakan. Kini dirinya dan Haris sebentar lagi akan menyandang gelar orang tua.

Tak lama kemudian, Dokter tersenyum melihat pasangan di depannya ini yang tampak haru melihat perkembangan calon janin mereka. Dokter Mira mengerti kalau Tiara dan Haris baru merasakan awal jadi orang tua baru.

"Lihat, janinnya sangat kuat. Detak jantungnya juga normal," jelas Dokter Mira dengan terus menggerakan alat usg pada perut Tiara.

"Berapa usianya, Dok?" Tiara bertanya pada Dokter Mira yang dusambut senyuman ramah dari Dokter tersebut.

"Usianya baru memasuki minggu ke- 10. Tolong jangan banyak beraktivitas yang berat ya, Nona. Perbanyaklah istirahat yang cukup. Dan jangan lupa untuk meminum susu dan vitamin. Supaya janin tetap sehat dan kuat. Hati-hati juga, karena ini trisemester pertama. Janin mudah keguguran." Jelas Dokter Mira yang diangguki oleh Tiara dan Haris.

Kemudian Tiara dibantu bangun dari Haris dan mendengarkan penjelasan Dokter tentang perkembangan calon janin mereka.

Tiara tak habis pikir, ternyata dirinya sudah hamil 10 minggu dan dirinya tak sadar akan tanda-tanda kehamilan tersebut. Untungnya, saat dibawa ke Rumah Sakit dia jadi tahu kalau dirinya tengah mengandung. Jadi, sudah selama itukah janinnya berkembang? Dan dirinya tidak tahu apa-apa? Dan baru merasakan gejalanya akhir-akhir ini? Pikir Tiara dalam hati.

"Baik Dokter, terima kasih atas sarannya. Saya akan mengambil resep vitamin. Dan permisi ...."

Lalu Haris dan Tiara pun langsung pergi meninggalkan ruangan tempat dirinya chek up.

Sesampainya di parkiran, Haris kemudian menyuruh istrinya untuk menunggu di mobil selama dirinya mengambil resep vitamin dari Dokter. Namun, siapa sangka, justru Tiara menolak keras permintaan suaminya itu.

"Aku tidak mau! Aku ingin ikut," ucap Tiara dengan merengek seperti anak kecil kepada Ibunya.

Mendengar rengekan Tiara membuat Haris menghembuskan napasnya lelah dan memijat pangkal hidungnya sebelum dirinya membolehkan Tiara. Kalau seperti ini terus, bisa-bisa nanti kapan selesai.

"Baiklah, kau boleh ikut." Pasrah Haris yang disambut riang oleh Tiara. Lalu keduanya pun pergi menuju kearah Apoteker untuk menebus vitamin.

Setelah menebus vitamin, Tiara dan Haris pun kembali ke mobil bergegas untuk pulang. Di perjalanan pulang, Tiara tak henti-hentinya mengelus perutnya yang terlihat sedikit menonjol dengan lembut.

Lalu dengan isengnya Tiara mengambil tangan Haris yang menganggur dan diarahkan ke perutnya. Haris sedikit terkejut melihat tangannya ada diperut istrinya. Dia kemudian melihat kearah istrinya yang juga ikut tersenyum kearahnya membuat hatinya juga ikut menghangat.

"Kamu seneng, 'kan Mas? Lihat, sebentar lagi, kita akan menjadi orang tua. Oh iya, kamu mau dipanggil apa sama anak kita nanti? Ayah? Papa? Atau Daddy?"

Begitu banyaknya pertanyaan Tiara yang dilontarkan oleh Tiara untuk Haris. Namun, Haris hanya diam tidak menjawab. Dirinya lebih memilih untuk menjadi pendengar dikala mulut istrinya terus berceloteh sepanjang perjalanan menuju pulang dengan membahas nama panggilan, kapan membeli baju untuk calon anaknya, dan masih banyak lagi yang tak Haris tanggapi.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang