5 Fiting Gaun Pengantin

825 44 3
                                    

***

Pagi harinya saat Tiara akan berangkat untuk ke sekolah tiba-tiba Imbron datang dan memanggil Tiara, hingga gadis itu membalikan badannya menghadap kearah Ayahnya.

"Ada apa Yah?" tanya Tiara dengan tersenyum.

"Duduklah dulu. Ada yang ingin Ayah sampaikan padamu, nak," tutur Imbron seraya menyuruh Tiara duduk.

Tiara pun manut dan duduk di sebelah Ayahnya. "Ada apa Yah?" kembali Tiara bertanya.

"Nak, sebaiknya kamu tak usah ke sekolah dulu. Lebih baik kamu tetap di rumah."

Dengan bingung Tiara kembali bertanya, "kenapa Yah? Apa ada yang salah kalau Tiara sekolah?"

"Tidak nak. Kamu tidak salah untuk ke sekolah, namun ...." tutur Imbron menggantungkan kalimatnya.

"Kenapa Yah? Tolong jelaskan pada Tiara, Yah?" pinta Tiara meminta penjelasan pada Imbron.

Berat bagi Imbron memberitahu yang sebenarnya. Namun bagaimanapun juga Tiara berhak tahu, karena ini akan menyangkat hidup dan masa depannya.

Dengan berat Imbron pun memberitahu, "calon suamimu meminta Ayah untuk tak membiarkan dirimu pergi. Apalagi ke sekolah," tutur Imbron.

Mendengar penjelasan yang kurang puas dari Ayahnya membuat Tiara berdecak sebal.

"Ke sekolah pun, Yah? Kenapa Tiara nggak boleh pergi Yah?" kesal Tiara meminta penjelasan lagi.

"Karena calon suamimu sudah mengizinkanmu agar tak sekolah beberapa hari ini, karena mulai besok kamu akan menikah," tutur Ayahnya yang membuat Tiara menitikan air matanya.

"Ayah jahat sama Tiara! Bahkan Tiara sendiri pun sudah menyetujui untuk menikah dengan pria yang tak Tiara kenal sekalipun. Tapi, Tiara cuman minta untuk pergi sekolah pun kalian melarang Tiara pergi!"

Setelah mengatakan itu Tiara pun pergi ke kamarnya dan mengurung diri karena merasa dunia tak adil kepadanya.

Sementara itu Imbron terkejut mendengar keluh kesah tentang anaknya. Baru kali ini Imbron mendengar Tiara marah padanya, biasanya gadis itu tak pernah marah sedikitpun, namun sekarang semuanya berbeda.

"Tiara, tunggu nak. Tolong dengarkan Ayah dulu nak," ujar Imbron seraya mengejar Tiara yang memasuki kamar.

"Tiara, buka pintunya nak. Ayah mohon dengarkan Ayah dulu nak, setelah itu terserah padamu," tutur Imbron memberitahu.

Tak lama pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok Tiara dengan wajah memerah dan wajah penuh dengan air mata.

Imbron pun langsung masuk dan memeluk putrinya. "Nak, maafkan Ayah karena Ayah, kamu harus seperti ini. Jujur, Ayah pun ingin sekali membatalkan perjanjian konyol ini. Namun apalah daya Ayah yang tak bisa apa-apa ini." Tutur Imbron seraya membelai rambut Tiara.

"Ayah, kenapa Tiara harus seperti ini Yah? Ini seperti tidak adil untuk Tiara, Yah," tutur Tiara.

"Ayah tau nak. Tolong maafkan Ayah nak. Jika Ayah bisa, sudah Ayah pastikan kamu akan bebas. Namun, Ayah tetap tak bisa melakukan apapun," tutur Imbron.

Mendengar perkataan Imbron membuat Tiara sadar kalau ia seharusnya tak seperti itu, namun amarah dan rasa kesal membuat Tiara seakan melupakan Ayahnya.

"Ayah, tolong maafin Tiara, Yah. Tiara tau Tiara udah salah karena udah ngomong kasar sama Ayah," sasal Tiara dengan menatap kearah Imbron.

Imbron tersenyum dan mengangguk kearah Tiara. "Nggak apa-apa Nak. Ini juga tetap salah Ayah. Jika saja Ayah tak mempunyai penyakit, mungkin saja kamu tak mengalami hal seperti ini," tutur Imbron.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang