60 Menyerang Markas Barlon

578 21 22
                                    

Hari ini Tiara sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Walau mengharuskan wanita itu untuk badrest total supaya kandungannya baik-baik saja.

"Nonya Tiara sudah bisa pulang. Mohon kepada suami untuk tak membiarkan istrinya kelelahan ya, Tuan," ujar Dokter seraya menuliskan resep vitamin bagi Tiara.

"Baik, Dok terima kasih," ujar Haris pelan. Setelah itu barulah Dokter tersebut pergi meninggalkan ruang rawat Tiara.

Ternyata di dalam ruangan tersebut hanya ada Tiara dan Haris saja, sedangkan para Bodyguart tengah berjaga di depan parkir mobil.

Entah kenapa suasana menjadi canggung saat berdua di dalam ruang tertutup. Tiara merasakan gugup saat netra Haris terus menatapnya. Tiara hanya bisa menundukan kepalanya merasa gugup ditatap oleh Haris.

Haris pun mendekati Tiara yang kini sedang duduk diatas brankar dengan kaki menjuntai kebawah. Setelah dekat, Haris mengangkat dagu Tiara hingga kedua netra tersebut saling bertatapan.

Entah siapa yang memulai, keduanya mulai menikmati momen yang sebelumnya belum keduanya rasakan. Hingga pada akhirnya keduanya memisahkan diri dengan napas memburu.

Haris menatap istrinya yang tengah terengah-engah dengan napas memburu dengan bibir sedikit bengkak. Pria itu kemudian mengusap bibir istrinya dengan ibu jari.

"Maafkan aku, aku kelepasan. Ayo kita pulang. Aku sudah menyiapkan tempat tinggal untuk kita." Jawab Haris dengan menangkup pipi istrinya dengan lembut.

Sedangkan Tiara tidak mampu menjawab dan hanya menganggukan kepalanya saja. Setelah itu barulah Haris menurunkan istrinya dari brankar tersebut.

Setelahnya mereka pun segera pergi menuju parkir mobil yang terdapat di Rumah Sakit. Setelah berada di depan mobil, Haris segera membukakan pintu untuk Tiara. Sedangkan Tiara? Wanita itu terkesiap saat Haris membukakan pintu mobil untuknya.

Sejenak wanita itu menatap suaminya yang juga sedang menatapnya dengan tatapan teduh. Tidak seperti dulu yang sering menatapnya tajam, dingin dan datar. Namun, kali ini ... suaminya sangat berbeda.

"Kenapa melihatku? Ayo masuk. Kita harus cepat pulang supaya dirimu bisa istirahat." Titah Haris dengan nada lembutnya.

Tiara pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum kearah suaminya dan setelah itu barulah dirinya masuk dan duduk dengan tenang sambil melihat kearah kaca mobil. Tak lama, Tiara merasa tempat disampingnya bergerak, lalu ekor matanya melirik seseorang yang duduk disebelahnya dan ternyata itu suaminya Haris. Tiara pikir suaminya akan duduk di depan bersama seorang Bodyguart yang dititah Haris untuk menyetir selama perjalanan.

"Kenapa kamu duduk disini, Mas?" beo Tiara dengan heran.

Melihat istrinya keheranan membuat Haris menerbitkan senyumannya. "Memangnya kenapa kalau aku duduk disebelah istriku? Apa ada yang salah?" tanya Haris kemudian.

Mendengar Haris menyebutnya istri membuat mata Tiara berembun. Inilah yang Tiara inginkan ... diakui istri oleh suaminya.

Haris tertegun melihat mata istrinya berair. Dengan cepat, Haris membawa tubuh istrinya kedalam pelukannya dan mengecupi puncuk kepala istrinya dengan lembut.

Sedangkan Tiara hanya bisa menangis dalam pelukan suaminya dengan mengeratkan pelukan mereka berdua.

"Ssttt ... sudah, jangan bersedih. Hari ini aku akan menjadi suami yang baik dan pengertian untukmu. Tolong, maafkan sikapku yang dulu pernah menyakitimu dan membuat hidupmu menderita. Aku pastikan, setelah ini aku akan membuat dirimu bahagian," ucap Haris dengan menghapus air mata istrinya dengan ibu jarinya.

Mendengar itu, Tiara tersenyum disertai air mata haru yang menetes. "Terima kasih, karena sudah menerimaku walau aku tak sempurna." Jelas Tiara yang langsung direngkuh Haris.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang