Sebelum baca jangan lupa votenya kawan❤💙
Happy reading...
****
Sudah beberapa hari berlalu hubungan antara Tiara dan Haris kini mulai menghangat kembali. Haris sudah memikirkan ulang untuk menerima Tiara sebagai istrinya.
Namun, kalau di tanya apakah dendam itu masih ada atau belum? Jawabannya adalah belum hilang.
Haris tak munafik. Jujur saja, ia juga merasakan nyaman berada di dekat istrinya. Walau bayang-bayang masalalu selalu menghantui dirinya agar kembali menjadi Haris kejam. Namun, ia sangkal pemikiran itu.
Terbukti saat dia mulai menerima istrinya. Segala sesuatu yang berhubungan dengannya selalu Tiara penuhi. Tanpa disuruh dua kali, Tiara seakan mengerti dengan keinginannya. Dan hal itu membuat Haris sedikit merasakan kehangatan yang pernah hilang dihidupnya.
Dengan adanya Tiara sedikit demi sedikit rasa yang dulu terasa dingin dan hambar berubah menjadi hangat. Ntah karena Haris yang baru menyadari atau memang Haris dulu seringkali mengabaikan kebaikan dan perhatian Tiara istrinya.
Seperti saat ini kedua manusia itu tengah berada di meja makan. Haris yang baru saja turun dari kamarnya berjalan kearah meja makan dan dari situ dapat ia lihat kalau istrinya tengah berkutat di dapur.
Haris kemudian menarik kursi hingga suara kursi mampu membuat Tiara yang sedang menaruh masakannya di atas mangkuk pun menoleh kebelakan dan melihat suaminya telah duduk di meja makan pun buru-buru membawa hasil masakannya dibantu Jane.
Bau harum masakan tercium di indra penciuman Haris hingga membuat pria itu memejamkan matanya meresapi aroma masakan yang menguar sangat harum itu.
Tak lama Tiara datang dengan membawa segelas kopi diatas nampan dan menaruhnya di hadapan Haris.
"Ini kopinya," ucap Tiara dengan menaruh kopi itu dihadapan Haris dengan senyuman yang terus mengembang di bibirnya.
"Terima kasih." Jawab Haris lalu langsung menyesap kopi itu hingga Tiara tertegun melihat Haris yang meminum kopi.
Tiara juga tersenyum karena baru kali ini Haris mengucapkan Terima kasih langsung padanya. Biasanya pria itu hanya menganggukan kepala atau berdehem saja. Tapi ini? Sungguh diluar nalar. Pikir Tiara.
"Mau sarapan dulu?" tanya Tiara dengan nada berharapnya. Gadis itu berharap Haris mau memakan sarapan buatannya.
"Iya. Tolong, siapkan makananku. Tapi jangan banyak-banyak," ucap Haris dengan kembali menyesap kopinya.
Tiara kemudian mengambilkan sarapan untuk Haris dan menaruh nasi dan lauk pauknya. Haris kemudian memakannya dengan lahap dan hal itu pun membuat Tiara tersenyum.
Namun, senyum itu tiba-tiba memudar kala Ia masih trauma saat dulu Haris menolak mentah-mentah hasil masakannya dan membanting semua makanan yang ada di meja makan hingga pecahan dari piring itu dulu mengenai kakinya.
Mengingat itu membuat Tiara meneteskan air matanya kala mengingat semua perlakuan suaminya. Namun, sekarang ia lebih bersyukur karena Haris mau menerimanya kembali walau bayang-bayang masalalu selalu menghantuinya.
Setelah selesai sarapan Haris pun berniat memanggil Tiara tapi, tiba-tiba matanya melihat kalau Tiara tengah meneteskan air matanya. Buru-buru Haris bangun dan langsung berdiri dihadapan Tiara dengan tatapan bingungnya.
"Ada apa? Kenapa kau menangis?" tanya Haris pada Tiara dengan memegang bahu istrinya itu.
Tiara tersedar dari lamunannya dan langsung bergegas mengusap air matanya dengan bajunya. "Eh, tidak ada apa-apa kok. Aku baik-baik saja. Mas sudah selesai sarapannya?" tanya Tiara dengan menampilkan senyumannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
ActionBagi teman-teman yang baru baca, silahkan mampir di well pribadiku ya. Aku buat begini supaya nggak pada salah paham. Di well pribadiku ada dua akun wattpad milikku. Yang pertama akun AgusSilva885 nggak bisa kebuka karena aku lupa kata sandi. Jadi...