26 Kepulangan Tiara dan Perasaan Farel

841 37 0
                                    


Sudah 3 hari berlalu keadaan Tiara sudah lebih membaik. Mengingat gadis itu terjatuh sakit membuat Farel kalang kabut karena dirundung rasa khawatir pada Tiara.

Lalu Farel pun pergi ke kamarnya dimana gadis itu tengah berbaring dengan bermalas-malasa.

Melihat Farel datang, Tiara lalu merubah posisi berbaringnya dengan duduk lalu menatap Farel.

"Kak, aku pengin pulang," rengek Tiara manja pada Farel.

Mendengar rengekan Tiara membuat Farel menghembuskan napasnya lelah. Lalu laki-laki itu kemudian duduk dipinggir ranjang dengan mengelus puncak gadis itu.

"Kamu masih sakit, Tiara," jawab Farel dengan menatap Tiara yang menatapnya kesal.

"Aku sudah sembuh Kak. Lihat ini," ucap Tiara dengan berdiri dari duduknya dan mengangkat kedua lengannya dengan memperlihatkan otot-otot lengannya yang Farel lihat tidak ada.

"Ck! Gitu aja bangga. Kamu harus istirahat dulu, Tiara. Baru boleh pulang!" seru Farel tegas.

Mendengar itu Tiara kemudian mengeluarkan jurus andalannya yaitu dengan memperlihatkan pupy eyesnya. Melihat itu Farel jadi tergoyahkan. Bagaimana tidak? Tatapan Tiara yang begitu menggemaskan mampu membuat hati Farel bergetar cuma karena melihat tatapan imut dan menggemaskan Tiara.

"Baiklah, Kakak akan mengantarkanmu. Tapi, kau cepatlah mandi dulu setelah itu kita berangkat," mutlak Farel dengan menghela napas.

"Tapi, aku sudah mandi Kak!" seru Tiara.

"Tidak! Kau harus mandi lagi!" serunya. "Atau tidak sama sekali aku mengantarmu pulang?!" ancam Farel.

Mendengar itu Tiara kemudian bergegas pergi ke kamar mandi dengan tatapan kesalnya.

"Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu! Pakailah, pakaian yang ada di paper bag ini ya!" teriak Farel dari arah luar kamar setelah mengantarkan pakaian untuk Tiara.

"Iya, Kak!" teriak Tiara dari dalam kamar mandi. Lalu Tiara pun segera keluar dari kamar mandi dan mengambil paper bag yang Farel berikan dan memakai pakaian yang Farel siapkan.

******

Setelah selesai memakai pakaian Tiara kemudian keluar dari kamar dan menyusul Farel yang tengah menunggunya diruang tamu dengan memejamkan matanya.

Melihat Farel memejamkan matanya Tiara berdecak sebal.

"Kak Farel, ayo bangun!" seru Tiara dengan berteriak mengguncang bahu Farel hingga pemuda itu mengerjapkan matanya.

Beberapa saat ia terpesona melihat penampilan Tiara yang terlihat natural dengan sedikit polesan makeup. Dan tanpa sadar Farel berucap, "Cantik."

Mendengar itu tiba-tiba pipi Tiara bersemu merah. "Terima kasih," jawab Tiara dengan tersenyum malu-malu.

"Eh, apa?" tanya Farel gelagapan.

"Udah ah! Yuk, berangkat!" ujar Tiara kemudian pergi meninggalkan Farel. Melihat itu Farel pun mengejar Tiara yang sudah terlebih dulu masuk mobil.

Diperjalanan hanya ada keheningan yang melanda. Baik Tiara dan Farel, keduanya memilih untuk diam dengan pikiran masing-masing.

Kak Farel kenapa sih? Kok tiba-tiba jafi diam gini? Biasanya juga, suka ngajakin aku ngobrol. Walaupun nggak aku duluan yang mulai.

Tak lama kemudian mereka telah sampai dimana dulu Farel pernah mengantar Tiara pulang. Lalu mobil pun berhenti tepat di depan perumahan elit.

"Kak, makasih ya udah nganterin Tiara pulang. Dan Tiara juga berterima kasih karena Kakak udah baik nolongin Tiara," ujar Tiara.

"Sama-sama," ujar Farel dengan berjalan keluar. Tiara sempat bingung karena tiba-tiba saja Farel membukakan pintu mobil untuknya.

Dengan canggung Tiara keluar. "Makasih Kak, karena udah bukain pintu mobil buat Tiara. Seharusnya, Kakak nggak perlu repot-repot bukain pintu buat Tiara. Tiara juga bisa buka sendiri kok," ujar Tiara.

"Nggak pa-pa. Kakak suka aja bukain pintu buat kamu. Apalagi buat orang yang Kakak ... cintai ...," ujar Farel dengan memelankan suaranya diakhir kalimat.

"Maksud Kakak?"

"Eh, nggak kok," ujar Farel gelagapan. Lalu Tiara pun hanya menganggukan kepalanya.

Lalu Tiara pun kemudian berjalan meninggalkan Farel. Tapi saat Tiara akan berjalan untuk pergi, tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal hingga membuat Tiara berbalik dan menabrak dada bidang Farel.

Farel kemudian merengkuh pinggang ramping Tiara dan satu tangannya memeluk punggung Tiara. Sedangkan Tiara, gadis itu terkejut karena cekalan Farel hingga membuatnya bersitatap dengan Farel.

Keduanya saling bersitatap. Mata keduanya juga saling bersitatapan, saling menyelami manik mata hingga tatapan mereka berdua terkunci.

Tiara tersadarkan, lalu dengan sedikit kasar Tiara mendorong Farel hingga pemuda itu mundur.

"Eum Tiara, maafkan Kakak ya. Kakak nggak sengaja," sesal Farel.

"Ii--iya Kak. Nggak pa-pa kok," jawab Tiara gugup. "Eum yaudah ya Kak. Tiara pamit pulang dulu ya. Bye ...," ujar Tiara dan berlari meninggalkan Farel.

"Tapi---" belum sempat Farel berucap, tiba-tiba suara ponsel berdering membuat Farel mengurungkan niatnya untuk mengejar Tiara.

Lalu Farel pun melihat siapa yang menelponnya dan ternyata itu nama Mama nya yang menelpon. Dengan buru-buru Farel pun pergi ke mobil dan menjalankan mobilnya meninggalkan Mansion elit.

********

Sesampainya Tiara di Mansion milik Haris. Gadis itu mulai melangkahkan kakinya memasuki Mansion. Saat tiba diruang tamu, tiba-tiba tubuhnya gemetaran. Ia takut jika Haris datang dengan tiba-tiba dan langsung memarahinya dengan kasar.

Buru-buru Tiara melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Namun belum sempat membuka gagang pintu, tiba-tiba suara bariton menghentikan langkahnya dan hal itupun membuat tubuh Tiara tegang.

Tiara kemudian membalikan badannya dan melihat Haris yang tengah berjalan mendekatinya hingga Tiara memundurkan tubuhnya. Alhasil tubuhnya mentok di dinding dengan Haris dihadapannya.

"Tt--tuan, Anda---" belum sempat Tiara berucap. Tiba-tiba saja Haris langsung memeluknya dan mengucapkan kata Maaf berulang-ulang hingga membuat Tiara tersentak kaget.

"Tiara, maafkan aku karena sudah berbuat kasar padamu," ujar Haris dengan melepaskan pelukannya dan membelai pipi Tiara yang masih terlihat memerah karena bekas tamparannya.

Saat Haris memegang pipi Tiara tiba-tiba saja gadis itu meringis. "Sstt ... sakit!" ringis Tiara pelan dengan menggigit bibirnya menahan rasa sakit.

Melihat Tiara kesakitan Haris pun merasa bersalah karena ulahnya yang salahpaham terhadap Tiara.

"Maafkan aku, Tiara," ujar Haris dengan kembali memeluk Tiara.

Bersambung....

Jangan lupa vote dan komennya ya.

Dari author yang lagi makan cilok😂😘

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang