58 Pertemuan Haris dan Farel

783 36 49
                                    

Disebuah Rumah Sakit terdapat seorang pria yang tengah duduk sembari tangannya menggenggam tangan seseorang yang tengah terbaring diranjang. Pria itu sedaritadi terus memperhatikan wajah pucat yang dilihatnya. Pria itu adalah Farel.

Saat ini dirinya tengah memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu. Saat itu, Farel tengah melajukan mobilnya kepelataran sebuah Rumah Minimalis. Dirinya kesana untuk menjumpai seorang sahabatnya yang memang tinggal di kawasan perumahan elit.

Saat memasuki kawasan itu, tiba-tiba matanya melihat sebuah Mansion telah meledak dan hancur. Farel yang saat itu mau mengunjungi rumah sahabatnya pun terhalang saat pintu mobilnya di ketuk-ketuk dari luar.

Farel pun kaget saat melihat seorang wanita dengan tubuh lemahnya mengetuk-ngetuk kaca mobilnya pun langsung membuka pintu mobilnya dan melihat wanita itu tengah menangis.

"Tuan, tolong bantu aku, Tuan. Tolong, selamatkan Nona--saya. Dia, tengah terbaring disana!" pinta seorang wanita itu yang tak lain adalah Jane.

Mendengar ucapan wanita itu membuat hati Farel tergerak untuk membantu. Farel pun kemudian mengangguk dan mengikuti langkah Jane yang membawanya kesebuah Mansion yang tadi dirinya lihat meledak.

Saat sampai ditempai, Farel merasa tak asing saat melihat postur tubuh wanita yang terbaring diatas tanah itu. Namun, dirinya menyangkal dan buru-buru menghampiri wanita itu.

"Aku mohon, tolong bawa Nona--saya ini ke Rumah Sakit, Tuan. Saya takut kenapa-napa dengan dirinya." Pinta Jane pada Farel.

"Baiklah, aku akan membawa mu dan wanita ini kerumah sakit." Jelas Farel.

Lalu Farel pun mulai membalikan tubuh wanita itu yang terbaring ditanah. Saat tubuh itu sudah telentang, Farel sangat kaget. Ternyata itu Tiara. Dirinya seketika langsung menepuk-nepuk pipi Tiara yang mana membuat Tiara tak kunjung bangun. Farel menjadi panik saat Tiara tak juga membuka matanya. Lalu tatapannya terarah kearah kaki Tiara yang terdapat darah.

"Darah---" lirih Farel yang di dengar oleh Jane. Jane pun langsung kearah kaki Tiara dan benar, disana ada darah yang merembes di kaki Tiara.

Jane semakin dibuat khawatir karena darah itu berasal Tiara. Dirinya sudah ketar-ketir akan nasib calon bayi Tiara. Jane berharap, semoga calon bayi Tiara tidak kenapa-napa.

"Ayo, Tuan, tolong bantu saya bawa ke Rumah Sakit. Ini darurat!" pekik Jane yang langsung diangguki oleh Farel.

Farel pun langsung membawa Tiara ke dalam mobilnya. Setelahnya, mereka meninggalkan Mansion yang sudah hancur rata dengan puing-puing bangunan.

Di dalam perjalanan mereka kembali dibuat khawatir oleh Tiara yang terus mengigau dengan rintihan sakit.

"Bayiku ... tolong selamatkan anakku ...." setelah mengatakan itu, Tiara pun mulai menutup matanya.

"Nona, bangun Nona ... Tuan, cepatlah sedikit. Kita harus cepat menyelamatkan Nona dan bayinya!" teriak Jane.

Farel pun ikut panik walau dirinya masih bertanya-tanya kenapa Tiara dipanggil Nona? Kenapa Tiara bisa hamil? Lalu hubungannya dengan Mansion tadi itu apa? Begitu banyak pertanyaan yang muncul dibenak Farel. Ingin rasanya bertanya, tapi saat melihat situasi sepertinya kurang menyenangkan kala dirinya bertanya nanti. Semua itu dirinya pendam dalam hati walau pertanyaan itu masih menghantuinya.

Tak berapa lama, mereka tiba di Rumah Sakit. Farel pun dengan cepat membawa Tiara kedalam. "Dokter, Suster, tolong selamatkan Tiara, Dok!" teriak Farel hingga beberapa Suster membawakan sebuah brankar. Dan Farel pun langsung menaruh Tiara di brankar.

Dalam mendorong brankar, tak henti-hentinya Farel terus menggenggam jari-jemari Tiara membalas genggamannya.

"Kamu pasti selamat, bertahanlah ...." lirih Farel dengan terus menggenggam jari-jemari Tiara.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang