24 Keributan Dikantor

762 38 0
                                    


Hari ini Tiara disibukan dengan belajarnya karena senin depan ia akan mengadakan Ujian Kelulusan. Maka dari itu Tiara mulai mempersiapkan diri agar ia dapat nilai yang memuaskan.

Saat sedang fokus belajar, tiba-tiba phonsel Tiara berdering tanda ada pesan masuk di handphonenya. Dengan cepat Tiara melihat siapa pengirim pesan. Dilihatnya, itu nomor tanpa nama. Tapi diisi pesan tersebut ada tertanda nama Haris.

Tiara kemudian membuka isi pesan tersebut.

[Antarkan berkas warna biru. Berkas tersebut ada diruang kerjaku. Cepatlah, sebentar lagi aku akan mengadakan rapat penting! Cepatlah! Aku menunggumu!] isi pesan Haris sudah Tiara baca.

Melihat isi pesan tersebut Tiara tersenyum senang. Ini pertama kalinya Haris meminta bantuannya untuk mengantarkan sebuah berkas ke kantornya.

Dengan cepat Tiara pun membalas pesan. Setelah itu Tiara pun bergegas merapihkan buku-buku prlajarannya dan pergi keruang kerja Haris.

Setelah sampai diruang kerja Haris, Tiara pun memasuki ruang kerja Haris dengan sangat hati-hati. Ia takut membuat sesuatu yang dapat membuat Haris marah. Maka dati itu Tiara melakukannya dengan hati-hati.

Lalu Tiara pun berjalam ke meja kerja Haris untuk mencari berkas berwarna biru. Ternyata berkas tersebut tersimpan di laci meja kerja Haris. Lalu dengan semangat Tiara mengambil berkas tersebut, saat akan mengambil berkas tersebut tiba-tiba sebuah foto terjatuh.

Tiara kemudian menghembuskan napasnya kasar. Ia kemudian berjongkok dan mengambil foto yang terjatuh itu. Setelah mengambil foto tersebut, Tiara terkejut saat melihat foto Ayahnya yang berdampingan dengan seorang pria paruh bayah disampingnya dengan senyuman yang membingkai raut wajah keduanya.

"Ini, 'kan foto Ayah. Kenapa foto Ayah ada disini? Lalu siapa pria paruh bayah ini? Lalu hubungannya dengah Ayah apa?" tanya Tiara pada dirinya sendiri.

Setelah itu Tiara pun meletakan foto tersebut ke dalam laci dan bergegas pergi ke kantor Haris.

****

Sampai diluar rumah Tiara kemudian menunggu sebuah taksi online yang sudah ia pesan. Tak lama taksi online pun datang. Tiara kemudian memasuki taksi. Lalu taksi pun pergi meninggalkan Mansion Haris.

Di tengah perjalanan jantung Tiara tiba-tiba bertedak kencang. Ia kemudian memegangi dadanya yang terus berdetak. Mengingat nama Haris, tiba-tiba saja dadanya berdebar-debar tak karuan.

Tak lama iapun sampai di depan kantor Haris. Tiara kemudian turun dan membayar uang kepada supir taksi. Lalu taksi pun pergi meninggalkan depan gedung kantor Haris.

Setelah kepergian taksi tersebut, Tiara kemudian berjalan menuju ke kantor Haris. Terlihat di depan gerbang sana ada seorang Security yang berjaga di depan posnya.

Dengan sopan Tiara pun bertanya pada seorang Security.

"Maaf Pak, apa ini kantor milik Pak Haris?" tanya Tiara sopan.

Seorang Security tersebut pun mengangguk. "Iya Mbak. Ini memang kantornya Tuan Haris," jawab Security tersebut.

"Oh iya, terima kasih Pak," jawab Tiara yang diangguki oleh Security tersebut.

Lalu Tiara pun kemudian masuk ke dalam gedung perkantoran tersebut. Setelah sampai di meja Recepsionis, Tiara kemudian mulai bertanya lagi.

"Permisi Mbak, saya ingin menemui su--- eh maksud saya, Tuan Haris," ucap Tiara dengan meralat ucapannya.

Lalu seorang Recepsionis yang bernama Lusi pun menatap Tiara dari atas dan bawah dengan tatapan sinisnya.

Tiara yang di lihat seperti itupun merasa tidak nyaman dengan tatapan Recepsionis tersebut.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang