Setelah meninggalkan Tiara yang sendirian dengan keadaan yang memar di wajah dan mukanya, Haris segera membawa Rania pergi ke Rumah Sakit dengan perasaan yang khawatir.
Sedangkan Tiara? Gadis itu hanya bisa menatap sendu sang suami yang pergi meninggalkan dirinya sendirian dengan prihatin. Bahkan, bisa Tiara lihat suaminya itu sangat perhatian dan sangat khawatir akan keadaan Rania. Sedangkan dirinya? Mana mungkin Haris berbuat baik. Haris tak akan pernah mau menyentuh Tiara seincipun.
*****
Rumah Sakit
Sesampainya di Rumah Sakit Haris segera meneriaki Dokter dan Suster seperti orang kesetanan, hingga tak lama kemudian Dokter datang bersama Suster dan segera membaringkan Rania diatas brankar lalu membawanya ke ruang UGD.
"Mohon maaf, Tuan, Anda sebaiknya menunggu di luar," ucap Suster kala melihat Haris ingin masuk.
"Baik. Tapi cepat berikan perawatan yang terbaik untuknya kalau sampai terjadi sesuatu padanya, maka akan aku pastikan Rumah Sakit ini akan digusur!" ancam Haris yang membuat Suster tersebut ketakutan.
"B--baik Tuan, permisi," ucap Suster lalu menutup pintu ruangan tersebut.
Di luar ruangan Haris nampak mondar-mandir seperti setrikaan karena khawatir akan kondisi Rania. Ia jadi marah saat bayangannya melihat Tiara melintas diotaknya.
"Tiara! Awas kau, jika terjadi sesuatu pada Rania, kupastikan hidupmu akan jauh lebih menderita dibanding sekarang!" ancamnya dengan sorot mata dingin dan tajamnya.
Tak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan dan Haris pun langsung membrondong pertanyaan dari Dokter.
"Dok, bagaimana keadaan Rania? Apa dia baik-baik saja? Apa lukanya cukup parah?" tanya Haris beruntut hingga membuat Dokter bingung menjawab pertanyaan Haris.
"Sabar Tuan, kondisi pasien tidaklah apa-apa. Hanya saja terdapat robekan pada bagian kepalanya. Dan untungnya tidak mengenai syarat otaknya. Jikalau sampai terjadi maka dipastikan pasien akan mengalami geger otak karena benturan pada kepalanya." Jelas Dokter yang mampu membuat Haris menghembuskan napasnya lega.
"Terima kasih Dok. Apa saya boleh menjenguk pasien?"
"Silahkan Tuan, asal jangan mengganggu istirahat pasien," jelas Dokter kemudian pergi meninggalkan Haris.
Setelah itu Haris pun memasuki ruang rawat inap Rania. Terlihat jika wanita itu tengah menatapnya sambil tersenyum.
"Bagaimana keadaanmu? Apakah masih ada yang sakit?" tanya Haris dengan mengelus pipi Rania.
"Aku tidak apa-apa, Haris," ucap Rania dengan memegangi lengan Haris yang ada di pipinya dengan tersenyum.
"Syukurlah kalau kau tidak apa-apa. Sungguh, aku sangat khawatir akan keadaanmu tadi," ucap Haris lagi yang mana membuat Rania tertawa.
"Yaampun Haris, kau itu lebay sekali. Aku tidak apa-apa," ucap Rania dengan tawa palsunya. Jelas ia merutuki Tiara tadi siang, hingga membuatnya harus seperti ini.
"Sungguh aku sangat marah pada Tiara. Bisa-bisanya dia membuatmu jatuh dari tangga. Akan kupastikan jika Tiara akan mendapatkan hukuman dariku, nanti. Sekarang, kau istirahatlah. Baiklah, aku harus pergi karena ada sedikit pekerjaan. Nanti setelah selesai, aku akan mampir kemari," jelas Haris dengan mengelus pipi Rania.
"Baiklah, kau hati-hati ya." Ucap Rania yang diangguki oleh Haris.
Saat Haris akan beranjak pergi, tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh Rania hingga membuat laki-laki itu berbalik dan menatap Rania. "Haris, kumohon jangan sakiti Tiara, ya. Aku yakin, bahwa Tiara tidak sengaja melakukan itu. Aku mohon ...." pinta Rania dengan mata yang dibuat seakan-akan dirinya yang tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
ActionBagi teman-teman yang baru baca, silahkan mampir di well pribadiku ya. Aku buat begini supaya nggak pada salah paham. Di well pribadiku ada dua akun wattpad milikku. Yang pertama akun AgusSilva885 nggak bisa kebuka karena aku lupa kata sandi. Jadi...