0 - the sharp eyes

35.2K 2.2K 501
                                    

"I remember you more clearly inmy memory

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I remember you more clearly in
my memory."

Yang aku rasakan saat itu adalah, kepalaku terasa sakit, tubuhku terasa sangat lemas, dan darah segar mengalir dari pelipisku. Ini semua karena pria berbadan besar yang sedang mabuk tadi, ia menabrak tubuh kecilku hingga aku terpental dan kepalaku berbenturan dengan dinding sebuah toko setelah itu pingsan.

Dan sialnya, dia tidak menolongku sama sekali. Benar-benar manusia yang tidak memiliki hati. Aku berusaha bangkit dengan sisa tenagaku, walaupun tubuhku pada akhirnya sedikit gemetar. Tapi persetan, aku harus segera sampai di rumah dan mengobati luka di pelipisku ini.

"Seharusnya aku mendengarkan perkataan ayah tadi untuk tidak keluar rumah saat malam, tapi aku sangat lapar, jika aku harus menahan lapar hingga esok pagi, nanti tidurku tidak akan nyenyak." Ocehku pelan.

Tiba-tiba aku bertemu dengan sekelompok pasukan penjaga dinding yang sedang patroli malam. Salah satu dari mereka yang melihat kehadiranku langsung menegurku dengan nada suara yang lumayan kencang, membuat langkahku seketika terhenti saat itu.

"Nona, kau baik-baik saja?"
Aku menoleh ke arah mereka lalu menarik senyum tipis. "Aku baik-baik saja, jangan khawatir." Jangan percaya. Aku berbohong, padahal rasanya kepalaku sangat sakit hingga ingin pecah.

Aku memutuskan untuk melanjutkan langkahku menuju rumah, namun secara tiba-tiba pandanganku berkunang-kunang. "Jangan bilang kau ingin pingsan lagi, dasar bodoh." Aku terduduk sambil menggerakkan sebelah tanganku untuk memegang kepalaku yang terasa sangat sakit.

"NONA!"

Para pasukan penjaga dinding itu melihatku secara tiba-tiba terduduk lemas, membuat mereka dengan cepat menghampiriku. Dua orang dari mereka membantuku untuk berdiri sambil membopong tubuhku perlahan-lahan. "Nona, kau terluka!" Ucap salah satu dari mereka. Aku menggeleng pelan.

"Aku baik-baik..."

Belum selesai menjawab, aku sudah terjatuh tidak sadarkan diri. Entahlah bagaimana nasibku setelah ini. Aku tidak tau.

"Mereka menemukannya pingsan tiba-tiba."
"Darah kering juga terlihat di pelipisnya."
"Apa mungkin dia korban pemerkosaan?"
"Hange, jangan sembarangan bicara."

Ramai sekali,
Saat aku membuka mata perlahan-lahan, aku menemukan 3 orang, 1 perempuan dan 2 orang laki-laki tengah duduk bersama di ruangan itu. Sedangkan aku tengah terbaring di sofa.

Saat jari jemariku menyentuh pelipis, pelipisku sudah di perban rapi entah dengan siapa. Aku membangunkan tubuhku perlahan-lahan, membuat seorang perempuan berkacamata itu menoleh ke arahku lalu tersenyum lebar.

when i became Mrs. AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang