"I want to know more about you, about
everything you feel, and
about everything that bothers you."❀
Yang tersisa saat itu hanya aku dan juga Kapten Levi, anggota pasukan pengintai lainnya sudah kembali lebih dulu, sedangkan ayahku juga sudah kembali ke rumah.
Aku berada di kebun belakang rumah bersama dengannya. Tidak ada yang bersuara, kami berdua sama-sama terdiam karena merasa canggung.
"Bagaimana kabarmu?"
Tanyaku padanya untuk memulai pembicaraan di antara kita. "Kau sudah tau jawabannya, kau sendiri... Bagaimana kabarmu?""Aku baik."
"Sudah lama, ya... Apakah selama sebulan tidak bertemu, hari-harimu menyenangkan?" Sambungku. Kapten Levi terdiam selama beberapa detik, pandangannya menatap lurus ke arah depan lalu menghela nafas pelan. "Ada banyak hal tak terduga yang terjadi selama ini.""Tidak menyenangkan. Tapi, aku cukup menikmatinya." Dia mengulas senyum palsu menurutku. "Benarkah? Bisa kau ceritakan apa saja hal-hal tak terduga itu?"
"Apa kau kenal dengan Kenny si penebas leher?" Tanya Kapten Levi dengan pandangan yang sedikit tertunduk, sorot wajahnya juga terlihat sangat muram.
"Dia─ aku tau sedikit tentangnya, pembunuh berantai dari ibukota. Tapi bukankah itu hanya cerita dongeng biasa?" Tanyaku pada Kapten Levi sambil tersenyum tipis ke arahnya.
"Tidak. Itu bukan hanya sebuah cerita dongeng. Kenny adalah pamanku. Saat masih kecil dulu, aku tinggal bersama dengannya." Aku terkejut. Bahkan sangat terkejut. "Benarkah?"
"Iya. Aku berhadapan dengannya belum lama ini, awalnya dia hanya memperkenalkan diri sebagai kenalan ibuku. Tapi di akhir hayatnya dia mengaku bahwa dia adalah pamanku."
"Dia sudah tiada?" Tanyaku mengerutkan dahi dalam saat mendengar kata akhir hayat. "Iya. Berhadapan dengan manusia adalah hal yang paling aku benci selama ini. Di tambah lagi saat mengetahui kebenaran bahwa identitas titan adalah seorang manusia." Aku tersentak.
Bagaimana bisa?
"Apa maksudmu?" Tanyaku yang semakin di buat tidak mengerti dengan semua yang dia ucapkan. "Hange yang mengatakannya kepadaku dan juga Erwin, meski ia sendiri belum menemukan bukti yang cukup kuat untuk membuktikannya."
Sebagai rakyat biasa, aku cukup terkejut mendengar hal ini. Bagaimana dengan Kapten Levi? Yang sudah menghabiskan ratusan titan seorang diri.
"Memuakkan sekali jika selama ini aku menghabiskan waktu dan juga tenaga ku hanya untuk membunuh manusia lain." Aku menggeleng pelan, lalu memberanikan diri untuk menggenggam sebelah tangannya.
"Tapi jika kau tidak menghabisi mereka, mereka yang akan menghabisi kita." Aku tau aku tidak cukup hebat untuk menenangkan perasaannya. Tapi, aku tidak bisa jika melihat dia tenggelam dalam rasa bersalahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
when i became Mrs. Ackerman
Fanfiction[SELESAI] teruntuk kau 15 tahun yang lalu, kurangkum tentang kita dalam cerita ini, tentang kita yang tidak akan pernah hilang, tentang aku yang merasa beruntung atas dirimu, tentang segalanya atas diri kita. ⚠ WARNING 18+ cerita ini mengandung unsu...