15 - my big baby

16.2K 1K 118
                                    

"I just want you, spending time with you,and getting all your attention

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I just want you, spending time with you,
and getting all your attention."

Seharian penuh Levi sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di ruang kerjanya. Membuatku merasa kesepian, di tambah lagi dengan dia yang memintaku untuk beristirahat lebih dulu. Aku tidak tau kapan pekerjaannya itu akan selesai, tapi yang jelas aku merasa rindu padanya.

Padahal sekarang kita satu atap,
Tapi kenapa rasa rindu pada pria cebol itu masih sering menghampiriku, rasanya aku ingin selalu menghabiskan waktu bersama dengannya.

Aku memutuskan untuk turun dari ranjang, melangkah keluar kamar dan pergi menuju ruang kerja suamiku. Aku membuka pintunya sedikit dan mengintip ke dalam sana. Dia masih terfokus pada berkas-berkas itu.

"Kau belum tidur?"
Aku tersentak kaget karena dia menyadari keberadaanku disana. Aku membuka pintu ruang kerjanya lebar-lebar lalu bersandar pada ambang pintu dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Aku menunggumu."
"Bukankah aku sudah bilang untuk beristirahat lebih dulu?" Aku mendengus kesal lalu melangkah pergi menuju dapur. Levi juga malah membiarkanku berlalu begitu saja. Benar-benar menyebalkan.

Aku menuangkan air ke dalam ceret dan meletakkannya di atas kompor lalu menunggu air itu hingga mendidih di ruang makan.

Suasana hatiku berubah menjadi semakin buruk. Aku menopang dagu sambil memejamkan mata cukup lama. Demi Tuhan, pergilah jauh-jauh rasa kantukku.

Setelah menuangkan air panas ke dalam cangkir kopiku lalu mengaduknya agar larut. Aku kembali ke ruang kerja Levi dan mendudukkan tubuhku di sebuah sofa yang terletak disana.

Dia menyadari keberadaanku disana, tapi dia tidak berbicara denganku sama sekali. Perhatiannya masih terfokus pada berkas-berkas itu. Aku berdecak pelan, sampai kapan dia mengabaikanku seperti ini?

"Kenapa kau minum kopi di malam hari?" Tanyanya datar. "Tidak perlu repot-repot berbicara denganku." Balasku sarkastis yang langsung membuat suamiku menatap ke arahku melalui ekor matanya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu?"
"Kenapa kau mengabaikan aku?" Sergahku dengan cepat. Dia tertegun, pandangannya masih tertuju ke arahku. Sementara aku sudah memutar bola mataku kesal.

Kekanak-kanakan mungkin,
Aku tau dia sibuk dengan pekerjaannya selama seharian penuh ini, tapi aku hanya mengkhawatirkan dia karena dia melewatkan jam makannya, dan tidak keluar ruang kerja sejak tadi pagi.

Aku mendengar suara kursi yang berdecit dan juga derap langkah yang perlahan mendekat ke arahku.

Levi berjongkok di hadapanku yang tengah menundukkan kepala sambil menggenggam erat secangkir kopi itu. Tangannya bergerak dan menyentuh kedua punggung tanganku. "Apa kau sedang marah?" Kenapa dia bertanya seperti itu padaku? Apa dia sama sekali tidak menyadarinya?

when i became Mrs. AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang