14 - marry you

20.9K 1.2K 606
                                    

"When we decided to be together and gohand in hand, i felt so happy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"When we decided to be together and go
hand in hand, i felt so happy."

Jawabannya adalah iya.
Aku bersedia untuk menikah dengannya dan menjadi pendamping seumur hidupnya.

Keesokkan harinya, Kapten Levi mengajakku untuk pergi bersama dengannya. Entah dia akan membawaku kemana. Hanya kami berdua, keluar dinding. "Situasi disini sudah aman, kau tidak perlu khawatir." Aku menganggukkan kepala pelan tanda percaya atas apa yang dia ucapkan.

Ia menunggangi kudanya dan membawaku ke suatu tempat. Aku mencium sesuatu yang langsung menyapa indera penciuman ku saat kuda yang di tunggangi kami berhenti.

"Kita dimana?"
Tanyaku bingung. Kapten Levi menggenggam tanganku dan menuntunku menuju ke suatu tempat yang tidak aku ketahui sama sekali.

Pandangan mataku membulat sempurna. Keindahan ini, dia membawaku untuk melihat hamparan laut luas. Awalnya aku tidak percaya dengan apa yang berada di hadapanku sekarang.

Perlahan-lahan aku melangkahkan kakiku menginjak pasir-pasir pantai yang sangat halus, hembusan angin menerpa wajahku berkali-kali. Aku menarik senyum lebar ke arah Kapten Levi lalu berlari kepadanya dan memeluknya erat.

"Benarkah ini?"
Kapten Levi mengangguk pelan. "Ini adalah kebenaran yang tidak kita ketahui selama ini. Kalau di balik dinding ada hamparan laut luas." Mataku berair, aku benar-benar tidak menyangka akan hal ini.

Aku berjongkok, menampung air laut pada telapak tanganku dan menatapnya lekat. Suatu hal yang tidak pernah bisa aku bayangkan jika aku akan melihat pemandangan seindah ini.

"Y/N." Panggil Kapten Levi.
Aku menoleh ke arah Kapten Levi dengan senyum bahagia yang masih merekah di bibir tipisku. "Ada apa?" Aku bangkit dan berjalan mendekati Kapten Levi lalu berdiri di hadapannya.

Ia meraih kedua tanganku dan menggenggamnya erat, membuatku menatapnya penuh dengan tanda tanya. "Di tempat yang indah ini. Aku ingin mengungkapkan semua isi hatiku padamu seluruhnya. Dengan cara yang lebih berkesan." Aku tertawa pelan sambil menatap sorot matanya yang tulus.

Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah kotak kecil, dengan sebuah cincin berwarna perak yang berada di dalamnya.

"Dulu mungkin aku pernah berkata bahwa aku tidak akan pernah menikah dengan wanita sepertimu. Tapi sekarang aku sudah menyesali ucapanku itu. Karena aku tidak mungkin mengabaikan sosok wanita hebat sepertimu. Yang selalu memberiku kekuatan untuk tetap bertahan. Aku ingin kau selalu berada di sampingku, menghabiskan waktu bersama denganku, dan membuat banyak cerita indah di setiap harinya. Hingga tiba hari dimana aku tidak bisa lagi membuka mata, aku ingin kau selalu berada di sampingku hingga saat itu. Jika aku bisa memberimu hadiah apapun, aku akan memberimu cinta dan tawa, hati yang damai, mimpi khusus dan juga kegembiraan selamanya. Jadi, maukah kau menikah denganku?"

when i became Mrs. AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang