24 - nightmare

8.5K 809 411
                                    

"Tidak ada yang aku rasakan, hanya ada kesepian yang menyelimuti diriku di sepanjang malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada yang aku rasakan, hanya ada kesepian yang menyelimuti diriku
di sepanjang malam."

Levi.

Komandan Darius dan juga Komandan Pyxis yang datang untuk menjenguk istriku di kediaman Hange memaksaku untuk pulang dan beristirahat. Aku ingin pulang, tapi aku benci saat aku pulang, aku hanya menemukan bayang-bayangnya saja.

Bayang-bayang dimana dia sedang memasak makanan di dapur, tertidur di atas ranjang sambil memeluk tubuhku, dan juga duduk di atas sofa ruang kerjaku sambil menemaniku.

Aku membuka lemari pakaiannya, meraih sebuah kemeja yang biasanya dia kenakan. Aku dapat mencium aroma tubuhnya seperti biasa dari kemeja itu. Aku menertawai diriku sendiri, yang saking merindukan dirinya hingga menjadi seperti sekarang ini.

Setelah selesai membersihkan diri, aku memutuskan untuk beristirahat lebih cepat agar besok pagi aku bisa kembali menemui istriku, menemaninya hingga Hange kembali mengusirku lagi.

...

"Sayang, sudah pagi. Kau bilang kau ada rapat penting dengan Komandan Darius pukul 7 nanti. Ayo bangun!" Aku bangkit dari tidurku dan melangkah mendekat ke arahnya ke arahnya, aku menemukan dia yang sedang sibuk membuatkan sarapan untukku di dapur.

"Kau sudah bangun?"
Aku melingkarkan kedua tanganku pada pinggangnya yang mulai melebar karena mengandung anak kami. "Aku sangat merindukanmu." Ucapku padanya dengan mata terpejam.

"Ehhh.... Ada apa? Kenapa tiba-tiba mengatakan hal seperti itu?" Tanyanya mengernyitkan dahi bingung. "Tidak, ternyata hanya mimpi. Syukurlah." Aku dapat merasakan dia memutar tubuhnya menghadap ke arahku.

Menatap mataku lekat dengan kedua tangan yang sudah menangkup wajahku saat itu. "Aku juga sangat merindukanmu, sangattt merindukanmu." Ucapnya tiba-tiba. Aku melihat senyum yang mengembang di bibir manisnya.

Sebelah tangannya mengusap puncak kepalaku pelan. "Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, cepat pergi mandi lalu makan. Aku harus pergi sekarang." Aku mengangguk dan hendak melangkah menuju kamar mandi.

Tapi aku tersadar akan sesuatu,

"Pergi kemana?" Tanyaku bingung.
"Y/N, ayo cepat. Sudah waktunya!" Aku mengenal suara itu, itu adalah suara Erwin.

"Nah, mereka sudah datang."
"Mereka siapa?"

"Komandan Erwin, ibumu, dan juga paman Kenny." Aku menggeleng dengan cepat, meraih pergelangan tangannya untuk menahan dia pergi.

"Tidak! Kau tidak boleh pergi! Jangan tinggalkan aku!" Air mata mengalir dari pelupuk mataku yang langsung membanjijiri pipiku saat itu. "Sudah waktunya, sayang. Aku harus pergi sekarang." Dia melepas genggamanku dari pergelangan tangannya.

when i became Mrs. AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang