[SELESAI] teruntuk kau 15 tahun yang lalu,
kurangkum tentang kita dalam cerita ini,
tentang kita yang tidak akan pernah hilang,
tentang aku yang merasa beruntung atas dirimu,
tentang segalanya atas diri kita.
⚠ WARNING 18+
cerita ini mengandung unsu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"You know, i feel so happy when you take care of me the best you can."
❀
Hujan. Saat itu aku bersama dengan Kapten berada di hutan untuk mencari seekor kelinci sebagai santapan makan malam kita nanti. Seharian penuh ini ia menghabiskan waktunya bersama denganku. Sangat menyenangkan.
"Jalanannya mulai licin, jadi berhati-hatilah." Tuturnya memperingatkanku. Sebelah tangannya menggenggam tangan kiriku dengan erat. Perlahan-lahan kita melewati jalan di hutan yang saat itu mulai basah. "Kapten, apa tidak mau berteduh dulu?" Tanyaku padanya. Membuat dia menghentikan langkahnya saat itu juga.
"Benar." "Di depan sana ada gubuk kecil, kita berteduh disana sementara waktu hingga hujannya reda." Aku menganggukkan kepala menuruti ucapannya.
Setelah berada di dalam gubuk itu, ia mendudukkan tubuhnya pada sebuah kursi panjang yang berada disana.
Aku mengamati wajahnya dengan seksama, dia terlihat sangat cemas, mungkin karena hari mulai malam. Aku juga dapat melihat tetesan air dari rambutnya yang basah. Aku melepaskan syal yang melingkar di leherku dan memberikan syal itu padanya.
Melihat tanganku yang menggenggam sebuah syal terulur padanya membuat dia mengernyit bingung. "Untukku?" Tanyanya. Aku mengangguk sebagai jawaban.
Tiba-tiba saja dia bangkit dari duduknya dan menggerakkan sebelah tangannya untuk mengusap rambutku yang juga basah. "Gunakan saja untuk kepalamu. Kepalamu juga basah kan?"
"Nanti kau bisa sakit." Dia mengabaikan ucapanku dan menoleh ke arah luar. Mengamati derasnya hujan saat itu. "Tidak perlu khawatir. Kau utamakan saja dirimu lebih dulu."
Aku melepaskan jaket yang ku gunakan dan memakaikannya pada tubuh Kapten Levi membuat Kapten Levi sekali lagi menoleh ke arahku. "Y/N, kau tak pe─"
"Nanti kau bisa sakit, Kapten. Lagipula disini sangat dingin. Baju yang ku kenakan lumayan tebal, jadi kau bisa menggunakan jaketku."
Dia menurut, tidak lagi melawan setelah itu. "Kita harus kembali sekarang." Ucapnya pelan namun masih bisa aku dengar meskipun jarak di antara aku dan juga Kapten Levi lumayan jauh. Dia berada di ambang pintu sambil mengamati ke arah luar dan aku tengah duduk di kursi panjang tadi.
"Tapi hujan..." Ucapku sambil memperhatikan kondisi gubuk dari satu sudut ke sudut lain. "Kalau kita berada disini terus menerus, kita tidak tau kapan hujan ini mereda. Bagaimana jika sampai malam? Jalan di hutan akan sangat berbahaya saat malam." Aku tau.
"Kalau begitu menetap saja disini sampai esok pagi." Dia menatap sinis ke arahku, membuatku langsung menyengir lebar. "Tidak masalah, kok..." Sambungku lagi, bukannya takut saat dia menatap sinis ke arahku sekarang, aku malah ingin meledeknya lebih lagi.