"When your finger touch me, i feel
warm there."❀
Aku melangkah masuk ke dalam rumah, langkahku sedikit gontai, tubuhku terasa lemas dan kepalaku sedikit pusing. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku, mungkin karena kelelahan.
Aku merasa tubuhku hendak terjatuh bersamaan dengan Levi yang baru saja keluar dari kamar tidur. Ia dengan cepat berlari ke arahku dan menangkap tubuhku. "Y/N! Kau kenapa?" Punggung tangannya berada di dahiku, lalu dengan cepat ia menggendong tubuhku dan membawa tubuhku ke kamar tidur.
Setelah meletakanku di atas ranjang, Levi mengambil air panas untuk mengompresku. "Kau demam, apa kau sudah sarapan pagi tadi sebelum pergi?" Tanya Levi sambil memeras kain kompresannya.
"Sudah."
"Lalu kenapa kau bisa terkena demam seperti ini?" Tanyanya menatapku lekat. "Entahlah." Aku juga tidak tau kenapa, mungkin karena kelelahan.Levi menggenggam lenganku dan merasakan suhu tubuhku sangat panas, "Aku akan meminta Hange untuk datang dan memeriksa kondisimu."
Aku hanya bisa menganggukkan kepala menurut. Aku tidak melihat Raegan berada di keranjang bayinya, "Dimana Raegan?" Tanyaku pada Levi yang baru saja hendak beranjak pergi meminta anak buahnya untuk menjemput Hange. "Dia ada di lantai dua, sedang bersama dengan ibu dan juga ayah." Aku menghela nafas lega, karena awalnya ku fikir Raegan sedang di bawa pergi keluar rumah.
"Mau ku buatkan teh hangat?"
Tanya Levi menawarkannya kepadaku. Aku hanya menganggukkan kepala sekali lagi. Tenggorokanku terasa sakit, seluruh tubuhku pun merasakan hal yang sama, hingga dapat aku simpulkan jika sebentar lagi aku akan terserang flu.Sebelum pergi, Levi memakaikan selimut terlebih dahulu untuk menutupi sebagian tubuhku lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan aku teh hangat.
Mataku terpejam sedikit, merasakan tulang-tulangku yang terasa ngilu. Jika dalam kondisi sakit seperti ini, sudah pasti Raegan tidak boleh bersama denganku, karena takut jika nanti dia ikut tertular. Khususnya Levi, tapi entahlah, dia pasti akan merengek jika harus menjaga jarak denganku dulu saat aku dalam kondisi sakit seperti ini.
Karena bayi besarku lebih menyebalkan dibandingkan bayi kecilku.
Ia masuk ke dalam kamar sambil membawa secangkir teh hangat yang sudah selesai di buatnya. "Ini," ia meletakkan secangkir teh hangat itu di atas nakas lalu membantuku bersandar pada penyanggah ranjang tidur. Lalu membantuku meminum secangkir teh hangat itu perlahan-lahan.
"Terima kasih." Ucapku sambil tersenyum tipis. Dia menganggukkan kepala lalu meletakkan teh hangat itu kembali ke atas nakas. "Levi,"
"Ada apa?"
Sebelah tangannya tergerak untuk mengapitkan rambutku ke samping telinga lalu menatapku lekat. "Aku tadi bertemu dengan Neora." Dia hanya terdiam, seakan membiarkanku untuk meneruskan pembicaraan hingga selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
when i became Mrs. Ackerman
Fanfiction[SELESAI] teruntuk kau 15 tahun yang lalu, kurangkum tentang kita dalam cerita ini, tentang kita yang tidak akan pernah hilang, tentang aku yang merasa beruntung atas dirimu, tentang segalanya atas diri kita. ⚠ WARNING 18+ cerita ini mengandung unsu...