6 - disappeared

10.6K 1.2K 277
                                    

"I want to say don't go, buti'm nobody

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I want to say don't go, but
i'm nobody."

Aku menyiapkan makan siang untuk Kapten Levi. Tidak, sebenarnya bukan hanya aku. Tapi Kapten itu sendiri ikut membantu. Awalnya aku tidak menyangka kalau dia juga cukup handal dalam memasak.

"Makan siangnya sangat enak, benar 'kan?" Tidak ada jawaban darinya. Biarlah, lagipula aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang sedingin itu. "Kau datang kesini, memangnya sedang tidak sibuk?" Dia melirik sekilas ke arahku lalu pandangannya beralih ke arah lain setelah itu.

"Aku sangat sibuk."
"Lalu?"

"Karena aku merasa iba melihat seorang anak yang di tinggal oleh orang tuanya sendirian di rumah, maka dari itu aku memutuskan untuk menemaninya." Dia sebenarnya perduli, tapi caranya untuk mengungkapkan rasa perdulinya itu sedikit berbeda.

"Kau sibuk apa?"
Beberapa detik kemudian setelah melontarkan pertanyaan itu, Kapten Levi meletakkan alat makannya di atas piring dan menatapku sinis. Batinku merutuki kebodohanku saat itu.

"Maaf... Aku salah bicara."
Dia hanya diam dan meneguk secangkir air yang terletak di atas meja makan. "Waktuku sudah habis, aku harus kembali sekarang." Ucapnya setelah itu bangkit dari duduknya hendak melangkah pergi.

"Tunggu!"

Aku menghentikan langkah Kapten Levi setelah itu menghampirinya. "Apa kau marah karena pertanyaanku barusan? Aku sangat minta maaf, bukan be─"

"Tidak. Sore ini aku harus kembali menjalankan misi. Aku tidak punya banyak waktu, jadi aku harus kembali ke markas sekarang." Pandanganku semakin muram, aku sedikit terkejut saat Kapten Levi mengatakan bahwa dia akan menjalankan misi sore ini.

Aku terkejut sekaligus khawatir, mungkin. "Apa kau akan baik-baik saja? Kau akan kembali kesini 'kan?" Dia menatapku dalam, lalu menggerakkan sebelah tangannya menyentuh bahuku.

"Apa ada yang bisa menjamin keselamatan seseorang saat sedang menjalankan misi berhadapan dengan titan?" Tanyanya. Aku menjawab tidak dalam hati.

Aku takut. Tidak, bahkan sangat takut. Bagaimana jika nasib sama yang di alami oleh para anggota Kapten Levi kemarin juga di alami oleh Kapten Levi?

"Kapten Levi..." Aku menggenggam kecil jas yang Kapten Levi kenakan sambil menundukkan kepala.

"Jika kau tidak bisa menjamin keselamatanmu, tolonglah untuk tetap ingat bahwa ada banyak orang yang menunggumu disini. Agar kau punya alasan untuk tetap bertahan hidup."

Aku tidak berani menatap kedua mata Kapten Levi sekarang, dia malah menggerakkan sebelah tangannya ke puncak kepalaku dan mengusap puncak kepalaku pelan. "Tenang saja, aku akan selalu mengingatnya."

Aku tidak merasa lega sedikit pun.
Meski dia mengatakan itu kepadaku.

"Baiklah, aku pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik." Aku berusaha menahan air mataku. Aku benar-benar merasa takut. Demi Tuhan, rasanya aku ingin memintanya untuk tidak pergi. Tapi aku siapa? Apa aku berhak melarangnya? Lagipula bukankah itu sudah menjadi tugas dia?

when i became Mrs. AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang