40 | Terbongkar

135 50 153
                                    

Don't forget to vote, comment and share!

Happy reading❤

❤❤❤

Percayalah marahnya orang sabar lebih mengerikan dibanding orang yang sering marah.

❤❤❤




Bisa dibilang hari ini hari terakhir kelas XII IPA 4 olahraga di lapangan. Minggu depan mereka akan disibukkan dengan ujian-ujian yang menguras otak. Untuk menikmati masa-masa terakhir sekolah, guru olahraga memberi kebebasan para siswa dan siswi melakukan olahraga sesuai keinginannya.

Kalau bebas seperti ini, yang jelas para siswa senang bukan main. Ada yang bermain Basket atau Futsal. Sementara para siswi lebih memilih duduk di tribune menjadi penonton atau ngegosip.

"Gue beruntung bisa tahu kelakuan aslinya beberapa bulan lalu. Kalau nggak, mungkin sekarang gue kayak orang bego."

"Gue sih menyayangkan, gue akui kalau dia itu cantik, cuma ya gitu suka caper."

Obrolan itu berasal dari tiga siswi yang berada di dekat Sashy dan Genis. Ke duanya dapat mendengar obrolan mereka dengan jelas. Ke tiga siswi itu adalah Nessa and the geng.

"Mau populer, kan? Makanya deketin setiap cowok ganteng di sini."

"Untung Refan sadar duluan," sahut Nessa sambil melirik Sashy.

"Iya, terus Zidan juga kayaknya mulai sadar," timpal yang lain.

"Dan sekarang, Rialdy yang terjebak sama cewek itu. Gue harap sih Rialdy segera sadar kalau cewek itu bukan orang baik."

Nessa menyeringai puas, matanya sesekali melirik Sashy.

Genis mengepalkan ke dua tangan, dia tidak bodoh untuk memahami siapa yang dimaksud ke tiga teman kelasnya itu. Dari awal pun Genis sudah menduga bahwa Nessa and the geng akan mengeluarkan sindiran-sindiran untuk Sashy yang sekarang sedang dikabarkan dekat dengan Rialdy.

"Aduh, heran deh gue sama orang yang gampang iri," sindir Genis melirik Nessa.

Sashy tahu obrolan Nessa mengarah padanya, tetapi Sashy tidak ingin ambil pusing. Berbeda dengan Genis, cewek itu mudah terbawa emosi, apalagi jika sahabatnya di usik oleh manusia iri hati macam Nessa. Genis tidak akan tinggal diam!

"Ngapain lo lirik-lirik gue?" tanya Nessa menatap tajam Genis.

"Dih, lo juga dari tadi lirik-lirik ke sini. Apa gue protes?" sinis Genis.

Nessa beranjak dari duduknya, cewek itu berjalan mendekati Genis. Dan, Genis pun segera beranjak berdiri untuk menghadapi mantan sahabatnya.

"Nggak usah geer, gue bukan ngelirik lo!"

Genis mengangguk paham, "Gue tahu, lo ngelirik Sashy, kan? Itu sama saja lo ngelirik gue!" seru Genis.

"Oh, ya?" Nessa bersedekap dada, "Berarti lo sama kayak Sashy, dong? Sama-sama murahan," bisik Nessa sarkasme.

"Jaga ucapan lo, Nessa!" Teriakan Genis berhasil mengalihkan perhatian semua orang. Sashy berusaha menenangkan Genis, namun ternyata sulit.

"Kenapa? Ucapan gue benar, kan? Sahabat lo itu gampang banget gonta-ganti cowok," ucap Nessa tanpa merasa bersalah.

Plak!

Tanpa basa-basi Genis menampar pipi Nessa. Semua orang terkejut melihat pertengkaran yang terjadi di tribune. Dengan cepat para siswa dan siswi segera mengerumuni tribune.

MISSION: MAKE FALL IN LOVE (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang