45 | Akhir dari sebuah awal

306 56 196
                                    

Don't forget to vote, comment and share!

Happy reading

❤❤❤

Tujuan hidupku tidak sampai di sini, masih banyak asa yang mesti digapai. Tetap semangat!

Setiap cerita pasti memiliki akhirnya dan inilah akhir dari sebuah awal kisah cinta yang sesungguhnya.

❤❤❤

Semenjak kepergiaan sang Ibu, Rialdy semakin banyak diam. Jika diajak berbicara respon cowok itu hanya iya atau tidak, kadang mengangguk dan menggeleng. Rialdy juga lebih sering menghabiskan waktunya di kamar ditemani foto-foto sang Ibu. Rialdy selalu telat makan, bahkan hampir jarang makan. Hal itu membuat keluarganya cemas dengan kondisi Rialdy.

Mereka tahu Rialdy masih belum ikhlas sepenuhnya, maka dari itu mereka tidak mengganggu Rialdy yang masih membutuhkan waktu sendiri.

Hari ini keluarga Sashy datang mengunjungi rumah keluarga Rialdy. Mereka turut berduka cita atas kematian Ibu Rosita, walaupun ke dua orang tua Sashy tidak pernah bertemu dengan Almarhum tetapi mereka yakin Ibu Rosita orang yang baik, terbukti dari sifat anak-anaknya.

"Huaa Mama ... Bang Al nggak mau makan." Cila datang sembari berurai air mata, bocah itu baru saja ke luar dari kamar Rialdy untuk membujuknya makan tetapi gagal.

April menghela napas pasrah, sudah tiga hari Adiknya itu susah makan.

"Coba Sashy aja yang bujuk Rial."

Sashy menatap sang Ayah. Yudi mengangguk seraya tersenyum, dia yakin putrinya akan berhasil membujuk Rialdy.

"Iya, Kak, coba bujuk Bang Al. Walaupun nyebelin parah juga gue khawatir sama dia," celetuk Haidar.

Semua orang terkekeh mendengar celetukan Haidar. Tidak seperti Rialdy, Haidar justru telah ikhlas melepas kepergiaan sang Ibu. Tetapi tidak menutup kemungkinan setiap malam Haidar merenung merindukan sang Ibu.

"Kalau gitu aku ke atas, ya." Sashy bangkit berdiri, berjalan menaiki tangga menuju kamar Rialdy yang berada di lantai 2.

Sebelum masuk, Sashy menghela napas sejenak, dia harus berhasil membujuk Rialdy untuk makan. Bagaimanapun caranya akan Sashy lakukan, dia sangat mengkhawatirkan kondisi cowok itu.

Perlahan Sashy membuka pintu kamar Rialdy. Hal yang pertama kali dia lihat adalah Rialdy duduk beralaskan karpet bulu dengan punggung menyandar pada ranjang. Tatapannya kosong, di pangkuannya terdapat sebuah bingkai foto— yang Sashy yakini itu adalah foto Ibu.

"Makan, yuk?" Sashy duduk di samping Rialdy.

Rialdy beralih menatap seseorang yang baru saja datang ke kamarnya. Bibir Rialdy tersenyum kecil, ada perasaan senang ketika tahu Sashy datang ke rumahnya.

"Rial ayo makan," rengek Sashy.

Rialdy menaikkan sebelah alis. Apakah telinganya tidak salah dengar? Sashy baru saja merengek padanya. Sangat menggemaskan.

"Kalau mau makan, ya makan aja," jawab Rialdy.

Sashy bersedekap dada dengan mengerutkan bibir bawah, "Aku nggak mau makan, kalau kamu nggak makan!"

MISSION: MAKE FALL IN LOVE (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang