15 | Panik dan khawatir

404 290 234
                                    

Don't forget to vote, comment and share!

Happy reading

❤❤❤

Panik dan khawatir adalah level dari mencintai dengan ketulusan.

❤❤❤


Rialdy lebih dulu meninggalkan Zidan, cowok itu malas berlama-lama di dekat Zidan, ada semacam perasaan kesal. Tidak seharusnya Rialdy membenci Zidan karena telah merebut Sashy. Tunggu, merebut? Pantaskah dikatakan seperti itu, sementara Sashy bukan siapa-siapa baginya?

"Ampun dah, pusing gue mikirin cinta!" gerutu Rialdy.

"Tolong!"

Langkah kaki Rialdy terhenti ketika telinganya mendengar teriakan seseorang. Mata Rialdy menjelajahi sekitarnya, tepat di depan sana ada dua orang siswi dengan satu siswi tergeletak tak berdaya dan yang satunya lagi terlihat panik.

Rialdy menyipitkan mata. Detik kemudian matanya membola saat mengetahui dua siswi tersebut Sashy dan Genis. Bahkan, yang membuat Rialdy panik dadakan adalah Sashy lah yang tergeletak di lantai.

"Sashy!" Rialdy berteriak sembari berlari cepat menghampiri ke duanya.

"Shy, bangun...." Rialdy menaruh kepala Sashy dipangkuannya, dia mencoba menyadarkan Sashy.

"Kenapa bisa gini, sih?" tanya Rialdy menuntut jawaban dari Genis

"Sashy belum makan dari pagi," jawab Genis.

Rialdy melirik jam hitam di pergelangan tangannya. Sebentar lagi memasuki jam makan siang dan Sashy belum makan dari pagi?

"Kok bisa, kenapa nggak lo ingetin dia buat makan? Lihat, mukanya pucet!" cecar Rialdy.

Genis menghela napas, pasrah. "Ini bukan waktunya debat, kalau nanti Sashy udah bangun terus lo masih mau debat sama gue. Gue terima!"

Rialdy mendelik sebal. Akhirnya Rialdy mengangkat tubuh ramping Sashy ala bridal. Tepat saat itu pula bel tanda istirahat ke dua berbunyi, para siswa dan siswi mulai berbondong-bodong ke luar dari kelas.

"Cepet bawa ke UKS!" perintah Genis.

Dengan cepat Rialdy melangkahkan kaki menuju UKS, selama di perjalanan banyak pasang mata menatap ke arahnya. Rialdy pun mulai mendengar bisikan-bisikan yang mampu membuatnya geram.

"Itu Sashy pingsan?"

"Halah palingan caper, pengin digendong Rialdy."

Mendengar perkataan itu ingin sekali Rialdy merobek mulut mereka. Seperti itulah cara kerja tukang gosip, mereka hanya mengandalkan penglihatan tanpa mau bertanya kebenarannya.

Koridor sekolah mulai ramai, hal itu membuat Rialdy kesal karena banyaknya orang yang menghalangi jalannya, ditambah jarak UKS yang lumayan jauh membuatnya semakin kesal.

"Minggir!" seru Rialdy saat beberapa orang menghalanginya.

Selama perjalanan tak henti-hentinya Rialdy memandangi wajah pucat Sashy. Sungguh dia sangat panik dan khawatir sekarang.

"Woi, Al!" teriak Rizky, tidak sengaja melihat Rialdy melewati dirinya dan Riza.

Rialdy menghiraukan teriakan Rizky. Karena yang saat ini menjadi prioritasnya adalah Sashy.

MISSION: MAKE FALL IN LOVE (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang