18 | Debaran

349 253 222
                                    

Don't forget to vote, comment and share!

Happy reading

❤❤❤

Rasanya berada didekat orang yang kita cintai lebih mendebarkan, dibanding berada di depan ribuan orang.

❤❤❤



Pertandingan telah selesai, anggota Futsal Galaxy lebih memilih meninggalkan lapangan dibandingkan menyaksikan kemenangan yang diraih tim lawan. Ya, Futsal Galaxy kalah dengan skor 3 : 0. Mereka tidak fokus ketika bermain, pikiran mereka tertuju pada keadaan Rialdy.

"Al!" Rizky berlari masuk ke dalam UKS diikuti beberapa anggota lain.

"Aduh...." Rialdy terkejut, cowok itu sedang tertidur tiba-tiba Rizky memeluk tubuhnya, membuat Rialdy sulit bernapas. "Lepas, woi!"

Rizky melepaskan pelukannya. "Gue kira lo udah nggak ada di dunia ini," celetuk Rizky.

Rialdy melotot tidak terima. "Mulut lo nggak ada akhlak!"

Rizky menyengir tanpa dosa.

"Gimana keadaan lo?" tanya Riza.

"Not bad," jawab Rialdy.

"Walaupun lo nyebelin parah, tetep aja gue nggak tega liat lo kayak gini, Bang!" seru Haidar, menampilkan raut wajah sedih.

Rialdy terkekeh geli. "Dih, geli gue dengernya."

Haidar mendelik sebal, dirinya khawatir setengah mati, tetapi reaksi Rialdy justru biasa saja. "Sori, Bang. Tadi gue cuma akting."

"Heh! Dasar adik laknat!"

"Ini serius kaki lo diperban?" Rizky menusuk-nusuk kaki Rialdy yang dibalut perban putih tersebut.

"Jangan dipegang, sana jauh-jauh." Rialdy mengibaskan tangan, meminta Rizky menjauh dari kakinya.

"Halah, paling sakit bohongan," cibir Rizky.

Mata Rialdy melotot. Bohong bagaimana? Sudah jelas-jelas kejadian di lapang tadi Rizky menyaksikannya secara langsung, malahan sahabatnya itu sempat emosi, kan?

"Oh ya, gimana pertandingan tadi?" Rialdy menatap satu persatu anggotanya.

Seketika suasana ruangan putih tersebut mendadak tegang. Mereka saling melirik satu sama lain, bukannya mereka tidak ingin memberi tahu kebenarannya. Tetapi, mereka takut Rialdy kecewa, karena tidak sesuai ekspetasi Rialdy.

Rialdy mengernyit, melihat para anggotanya saling melirik. Tidak ada satu pun dari mereka yang menjawab pertanyaannya.

"Lo semua mendadak bisu berjamaah?" tanya Rialdy.

Riza menghela napas, dia yang akan memberi tahu kebenarannya. "Gini kita—"

"Sori, Bang." Zidan memotong perkataan Riza.

"Why?"

"Seharusnya lo nggak kasih tanggung jawab Kapten ke gue. Gue sama sekali nggak pantes, gue bawa tim kita kalah." Zidan menundukkan kepalanya.

MISSION: MAKE FALL IN LOVE (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang