32 | Ungkapan hati

176 103 222
                                    

Don't forget to vote, comment and share!

Happy reading


❤❤❤

Hilangkan trauma di masa lalu, coba perlahan buka hati untuk orang baru, nggak semua yang hadir akan menyakitimu kembali.

❤❤❤




Setelah membuatkan teh hangat untuk tamunya. Sashy kembali ke luar rumah menemui Rialdy yang memilih duduk di halaman rumah, padahal Sashy sudah menawarkan agar cowok itu masuk ke dalam karena udara di luar sangat dingin, takutnya nanti masuk angin. Tetapi, Rialdy menolak.

Langkah Sashy terhenti saat telinganya mendengar sebuah alunan nada berasal dari gitar yang dipetik. Sashy menatap ke depan ternyata nada itu berasal dari petikan gitar dipangkuan Rialdy.

Alunan nada tersebut disusul suara merdu milik Rialdy. Bahkan, Sashy sampai diam mematung di ambang pintu mendengarkan lagu yang dinyanyikan cowok itu.

Tuhan, buatlah dia
Lupakan kekasihnya yang lama
Karna ku lebih baik darinya
Hanya ku pantas untuknya

Perlahan Sashy melangkahkan kaki, tetapi fokusnya hanya tertuju pada Rialdy. Ada apa dengan dirinya? Sashy seolah terhipnotis, apalagi lirik lagu tersebut seolah sedang menyindirnya.

Tolong aku Tuhan
Jadikan dia Cinta Padaku
Agar akhirnya Jadi pacarku
Ku janji ada untuknya...

Rialdy mengangkat kepala ketika sebuah gelas terulur di hadapannya. Sashy datang membawakannya segelas teh hangat. Dengan sigap dia mengambil gelas tersebut dan meminumnya.

"Makasih," ucap Rialdy seraya menyimpan gelas tersebut di atas meja kayu.

Sashy mengangguk, lantas memilih mendudukkan diri di samping Rialdy.

"Eh, ngapain duduk di sini?" tanya Rialdy.

Sashy menoleh dengan mengerutkan dahi, bingung. "Kenapa? Aku nggak boleh duduk di sini?"

Rialdy menggelengkan kepala, bukan itu maksudnya, "Di luar udaranya dingin, mending lo masuk, deh."

Sashy menghela napas, dia kira Rialdy tidak ingin ditemani karena kejadian sore tadi—di mana Sashy bertanya hal yang sangat lancang.

"Aku di sini aja, masa biarin tamu duduk sendirian, di luar rumah pula," tolak Sashy.

"Gue bukan cowok romantis, Shy," ucap Rialdy tiba-tiba membuat Sashy terdiam bingung.

Rialdy menoleh sekilas, "Kebanyakan cowok bakal ngasih jaketnya buat si cewek yang lagi kedinginan, kan?" Sashy diam menunggu kelanjutannya.

"Sori, gue nggak bisa melakukan hal itu, karena jujur aja nih, gue juga kedinginan." Rialdy menyengir polos.

Tanpa bisa dicegah bibir Sashy tersenyum geli mendengar pengakuan Rialdy. Memang kenapa? Toh, Sashy juga tidak ingin diberi pinjam jaket Rialdy.

Rialdy terperangah melihat Sashy tersenyum di bawah pancaran bulan, sangat cantik. Bisakah Rialdy menikmatinya setiap malam?

MISSION: MAKE FALL IN LOVE (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang