31 | Penuh drama!

181 127 251
                                    

Don't forget to vote, comment and share!

Happy reading

❤❤❤

Setiap orang akan rela melakukan apa pun demi mendapat gratisan.

❤❤❤



Dengan amat terpaksa Haidar menekan bel rumah keluarga sahabatnya, jika bukan karena traktiran pasti malam ini dia sedang bersantai ria di dalam kamar. Tetapi, karena kondisi keuangan yang sangat menyedihkan membuatnya harus rela melakukan drama dadakan ini.

Haidar rela melakukan apa pun demi mendapat gratisan!

Tak lama terdengar suara kunci pintu, terpampang lah sosok Sashy. Sangat pas dengan skenario yang dibuat Rialdy.

"Eh, Haidar?" Sashy terkejut karena ternyata tamunya malam ini adalah Haidar dan Rialdy.

Sashy melirik Rialdy, suasana ke duanya mendadak canggung akibat kejadian di taman sore tadi.

"Ada Zidan, Kak?" tanya Haidar memecahkan kecanggungan yang dia rasakan diantara Rialdy dan Sashy.

"Ada, di kamarnya. Ada perlu apa emangnya?"

Haidar melirik Abangnya sekilas, ingin sekali mulutnya berkata jujur tetapi harus dia tahan. "Mau ngerjain tugas bareng."

"Kok, Zidan nggak bilang, ya?"

"Ya iyalah Zidan pasti nggak tahu, karena ini paksaan dari Bang—" Perkataan Haidar menggantung saat dia merasakan kaki kirinya diinjak. Haidar menahan diri agar tidak berteriak, hampir saja dia membocorkan skenarionya bersama Rialdy.

Saat dirasa Haidar tidak jadi membocorkan skenarionya. Kaki Rialdy menyingkir dari atas kaki Haidar.

Haidar menghela napas lega, dia menggaruk tengkuk bingung. Haidar harus melanjutkan perkataannya tadi dengan alasan lain. "Maksudnya, mungkin Zidan lupa, karena tugas ini dadakan, Kak."

Pinter nyari alasan Adik gue, Abang bangga padamu. Batin Rialdy.

Sashy mengangguk paham, "Ya sudah, ayo masuk." Sashy mempersilakan tamunya masuk ke dalam.

Haidar hendak melangkah masuk. Namun, lengannya ditarik mundur oleh Rialdy.

"Ingat, skenario," bisik Rialdy.

Haidar menepuk dahinya lupa, padahal skenario ini yang sangat berpengaruh untuk berlangsungnya traktiran besok.

Dengan wajah terpaksa Haidar berkata, "Bang, jangan dulu pulang, tunggu gue sampai beres, ya?" Haidar mengucapkan kalimat itu dengan sangat malas dan datar.

Rialdy tersenyum puas, dia melirik Sashy sekilas, "Gue nunggu, nih? Oke, belajar yang benar Adikku," Rialdy menepuk-nepuk pelan kepala Haidar.

Haidar mendelik sekaligus mendengkus kesal. Akhirnya skenario dadakan ini selesai. Haidar berpamitan akan pergi ke kamar Zidan.

Sesampainya di depan pintu kamar. Dengan tampang tak berdosa, Haidar masuk sambil membanting pintu.

Brak!

"Anjir!" pekik Zidan terkejut.

Yang membuat Zidan kesal adalah dia sedang bermain game dengan posisi terlentang dan ke dua tangan memegang ponsel. Karena suara bantingan pintu tersebut membuatnya refleks menjatuhkan ponsel dan berhasil mengenai hidungnya.

MISSION: MAKE FALL IN LOVE (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang