Setelah membersihkan dirinya, Vero kini sudah kembali menghampiri Rachel dan ikut duduk di sebelah gadis itu yang sedang selonjoran santai.
Vero mengambil ponselnya di atas nakas, lalu membuka aplikasi game yang ada di sana. Dan memainkannya sebentar.
Rachel yang melihat Vero bermain game pun kesal setengah mati! Padahal dirinya sudah menunggunya sejak tadi tapi lihatlah, Vero malah sibuk dengan gamenya sampai-sampai mengabaikan Rachel yang kini berada di dekatnya.
Dengan sengaja Rachel ikut menekan-nekan ke arah layar handphone Vero. Agar cowok itu kalah dan berhenti bermain.
Vero kini menutup ponselnya, lalu beralih pada Rachel. "Apa lagi Chel? Kan gua udah mandi, udah wangi, harus apa lagi?" Vero sengaja melembutkan suaranya agar tidak terkesan membentak Rachel.
Rachel mendelik ke arah Vero, dia justru semakin kesal ketika Vero memanggil dirinya sendiri dengan sebutan gua bukan aku.
"Terserah! terserah lo silahkan main game lagi sampai puas!" Rachel kesal dia turun dari kasurnya lalu keluar dari kamar dan menutup pintunya dengan sangat kencang.
'Blamm'
"Lah salah lagi gua?" Gumam Vero. Dengan cepat Vero menyusul Rachel yang sudah keluar.
"Chel," Vero mencolek dagu Rachel yang kini tengah menonton tivi di ruang tengah sambil menekuk wajahnya.
Tidak ada jawaban dari Rachel, gadis itu masih saja tetap melihat ke layar tivi yang menampilkan kartun Upin Ipin.
"Sayang," Vero memegang bahu Rachel berharap kali ini gadis itu berbicara.
"Apasih, gak usah pegang-pegang." Rachel menepis tangan Vero yang kini berada di bahunya.
"Jangan marah dong," bujuk Vero lalu memeluk pinggang Rachel dari samping, membenamkan wajahnya ke perut gadis itu.
Rachel mendengus. "Lepasin gak! Jangan pegang anak aku!"
"Tapi ini anak aku juga. Aku yang buat." Vero semakin membenamkan wajahnya ke perut Rachel dan mencium perut buncit itu berkali-kali.
"Vero ih!"
"Ck, iya-iya kenapa?" tanya Vero lalu menatap wajah gadis di depannya.
Rachel berpikir sebentar, entah ini kemauan si bayi atau bukan dirinya sangat ingin pergi ke pantai untuk melihat sunset dan tentunya bermain air di sana.
"Jalan-jalan yuk, ke pantai," ajak Rachel sembari mengeluarkan puppy eyesnya.
"Okey besok," putus Vero dengan santai.
Rachel berdecak. "Hari ini! Bukan besok."
Vero menghembuskan nafasnya lelah, apa lagi permintaan istrinya ini. "Udah mau malam, sayang."
Rachel mencibirkan bibirnya kesal. "Tapi ini kemauan dia," tunjuk Rachel pada perutnya sendiri.
"Yaudah sana sendiri," ucap Vero. Cowok itu menyenderkan tubuhnya ke kursi.
Rachel menatap Vero tidak percaya, sangat menyebalkan cowok itu gampang sekali membuat moodnya rusak. Dengan segera dia berdiri dari duduknya, tanpa sepatah kata pun langsung keluar dari rumahnya.
Vero yang melihat itu hanya membiarkan saja, toh Rachel juga pasti akan kembali lagi ke sini, mana mungkin gadis itu berani keluar sendiri apa lagi sekarang sudah mau malam.
"Vero!" Teriak Rachel dari luar.
Tuhkan Vero sudah menduganya, dia berdiri lalu menghampiri Rachel yang kini tengah berdiri di ambang pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELIA [SELESAI]
Random[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali Rachel selalu ditampar dan dipukul padahal Rachel hanya melakukan kesalahan kecil dan tanpa disengaja...