Rachelia-44

56.6K 4.2K 80
                                    

Malam ini rasanya hawa sangat dingin menusuk kulit. Meskipun tidak ada hujan ataupun badai salju. Tetap saja malam ini terasa begitu dingin yang bisa membuat badan menggigil, di Sergai angin yang sangat kencang. Membuat pohon-pohon di sekitarnya bergoyang-goyang seakan tumbang di terpa angin.

Di dekat salah satu pohon yang lumayan cukup besar, duduklah seorang gadis yang wajahnya terlihat sangat pucat. Raut mukanya pun tidak enak di pandang, kusut, muram, dan tidak ada semangat di dalamnya, gadis itu Rachel.

Rachel duduk di kursi panjang di bawah pohon besar tadi. Dia tidak mempedulikan dinginnya malam dan angin kencang. Tatapannya kosong, pikirannya melayang memikirkan apa yang di lihatnya tadi.

Vero memeluk Alice? Maksudnya apa?

Sebenarnya saat Vero keluar dari rumahnya tadi, Rachel dengan sengaja mengikuti kemana perginya cowok itu. Rachel hanya takut saja bila terjadi apa-apa, walaupun Rachel tahu Vero pasti bisa jaga diri. Tapi tetap saja hatinya merasa tidak tenang, sebab itu dia mengikutinya.

Tapi ternyata ini alasan Vero keluar? Untuk menemui Alice rupanya.

Tatapan Rachel sudah kabur kembali, sebab air mata yang sudah sedari tadi ia bendung. Namun tak butuh waktu lama air matanya tumpah dan membasahi kedua pipinya. Dengan gerakan cepat Rachel menghapus air matanya menggunakan punggung tangannya.

Rachel tidak tahu dirinya sekarang berada di mana. Yang dia tahu kini dirinya duduk tepat di bawah pohon besar. Disini terlihat sangat sepi, tapi itu tidak membuat Rachel takut sama sekali.

Ponselnya sedari tadi terus bergetar, entah itu telepon dari siapa Rachel tidak peduli. Dia terus  menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menangis dalam sunyi.

****

Rachel berjalan dengan gontai memasuki rumahnya. Bajunya begitu sangat lusuh. Mata dan hidungnya terlihat sangat merah akibat terlalu lama menangis. Rachel pulang hanya dengan berjalan kaki, entah bagaimana bisa. Dan Rachel pun tidak merasa penat sama sekali.

Pintu kamarnya terbuka menampilkan raut khawatir dari Vero.

"Kamu abis dari mana? Hah?" Vero menggoyang-goyangkan bahu Rachel lalu memeluk erat.

Rachel tidak menjawab melainkan dia langsung melepaskan Vero dari tubuhnya. "Aku capek! Mau istirahat," ucapnya lalu masuk menuju kamar meninggalkan Vero yang masih di ambang pintu.

"Chel kenapa sih?" Vero tidak tinggal diam langsung menahan pergelangan tangan Rachel.

"Lepas!"

"Gak! Kamu kenapa?"

"Aku mau istirahat, Kak," ucap Rachel lirih dia tidak ingin berdebat dengan Vero hanya karena hal sepele.

Mau tidak mau Vero pun terpaksa melepaskan tangannya. Membiarkan Rachel pergi menuju kamar mandi. Vero mengerutkan dahinya, tidak biasanya Rachel begitu. Apa dia masih marah atas kejadian tadi siang?

Vero mengangkat bahunya lalu dia berbaring di kasur sembari menunggu Rachel keluar dari kamar mandi.  

Suara gemercik air di kamar mandi telah berhenti, tidak seberapa lama dari itu keluarlah Rachel dari dalam kamar mandi yang sudah berganti pakaian. Tanpa berkata apa pun Rachel ikut membaringkan tubuhnya di samping Vero dengan posisi membelakanginya. 

Vero tidak banyak bertanya dia hanya berpikir mungkin Rachel sangat kelelahan. "Selamat tidur," ucap Vero sebelum dirinya ikut memejamkan matanya. 

 RACHELIA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang