Rachelia-46

59.5K 4K 144
                                    

"Eh gua turun di sini aja," ucap Melvin menghentikan Raffa yang sedang menyetir.

Radit mengernyit tidak biasanya. "Mau kemana dulu Vin?"

"Kepo lo pada," setelah mengatakan itu Melvin langsung keluar dari mobil Raffa.

Melvin sengaja turun di pertengahan jalan, karena tadi ia tak sengaja melihat mobil Nanda yang berhenti di sekitar sini. Dan tepat saat itu pula mata Melvin menangkap Nanda yang kini akan memasuki sebuah Caffe.

Dengan segera Melvin menyusul Nanda yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam Caffe. "Nanda," panggilnya.

Nanda memutar badannya ke belakang, matanya menatap heran ke arah Melvin yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Sesaat Nanda mengingat kejadian tadi pun merasa sedikit gugup, entahlah ini tidak seperti biasanya bagi Nanda.

"Mau kemana?" Tanya Melvin.

"Ya ke Caffe lah Jamal, ke mana lagi coba," jawab Nanda sembari mencoba menghilangkan rasa gugupnya.

"Sama siapa?" Tanya Melvin yang mulai penasaran.

Nanda berdecak sebal. Ada apa dengan cowok di hadapannya ini? "Kepo lo." Nanda berlalu dari hadapan Melvin dan duduk di sebuah kursi yang kosong.

Melvin yang tidak terima di tinggalkan pun, ikut duduk di kursi yang berhadapan dengan Nanda. "Lo ngapain sih, ngikutin gua mulu?" Tanya Nanda terheran.

"Ini kan tempat umum. Bebas dong gua mau kesini juga," jawabnnya tak mau kalah.

Nanda tak menggubris ucapan Melvin. Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk memanggil pelayan di Caffe itu. Seorang pelayan wanita menghampiri mereka berdua.

"Iya Mbak? Mau pesen apa?"

"Es cappucino Mbak."

Pelayanan itu mengangguk, lalu beralih menatap Melvin. "Masnya?"

"Samain." Pelayan itu mengangguk lagi, lalu berlalu dari hadapan mereka berdua.

Nanda merasa sangat risih karena sedari tadi Melvin terus saja menatap dirinya. "Apaan sih lo. Gausah liat-liat gitu!" Ujar Nanda tak terima.

"Untuk soal yang tadi..." Melvin menggantungkan kalimatnya.

"Lo cuma bercanda kan? Iya udah tau gua Vin," potong Nanda cepat.

Sebelum Melvin berbicara kembali, pelayan Caffe tadi sudah terlebih dahulu mengahmpiri Nanda dan Melvin dengan tangan sudah membawa pesanan mereka. Pelayan itu pun menaruhnya di atas meja, lalu kembali lagi.

"Kalo semisal gua bilang beneran suka sama lo, gimana?" Tanya Melvin.

Nanda yang sedang minum es cappucinonya dengan refleks menyemburkan ke wajah Melvin, dan dirinya terbatuk pelan.

Sedangkan Melvin memejamkan matanya, wajahnya kini sudah basah. Dia mengelap wajahnya sendiri menggunakan tangan.

Nanda membulatkan matanya. "Vin astaga! Gua minta maaf, gua kagak sengaja." Nanda mengambil tisu yang sudah di sediakan di meja. Dia mencodongkan badannya lalu membersihkan sisa-sisa es cappucino yang tadi di wajah Melvin.

Melvin menghentikan tangan Nanda yang terus mengelap wajahnya. Mata mereka saling menatap, jarak keduanya begitu sangat dekat. Sampai-sampai Melvin bisa merasakan hembusan nafas Nanda yang menerpa wajahnya.

Tersadar Nanda langsung memutuskan kontak mata tersebut, dia menegakkan. Kembali duduk di kursinya seperti semula. "Vin gua minta maaf, gua gak maksud," ucap Nanda sekali lagi karena merasa tidak enak.

 RACHELIA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang