"Kenapa?Lo kaget?" Tanya Nanda.
Vero masih bergeming ditempat, dia masih memerhatikan wajah lugu itu. Dia bertanya dalam benaknya, siapa dia? kenapa berbeda?
"Dia?"
Nanda berjalan dari tempatnya, lalu dia menghampiri Vero, menarik tangannya supaya lebih dekat dengan Rachel.
"Lo inget?" Tanya Nanda, setelah Vero sudah dekat dengan Rachel.
Vero tetap masih diam, belum berbicara apapun. Nanda menarik lengan Rachel agar gadis itu berdiri. Posisinya sekarang Rachel sudah berhadapan dengan Vero. Karena Rachel gugup dia menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah Vero.
Dengan berani Vero menggerakkan tangannya, mengangkat dagu Rachel perlahan supaya dia bisa melihat jelas wajah gadis itu. Saat pertamanya dilihat pipi gadis itu sudah terbasahi oleh air mata. Vero melihat wajah itu lekat-lekat, dan ya Vero sadar. Dia masih sangat ingat sekilas wajah gadis yang dia bawa ke apartemennya beberapa bulan lalu.
Dengan cekatan Vero langsung menjauhkan tangannya dari dagu Rachel. Kenapa dunia sempit sekali?
"Mamah benar-benar kecewa sama kamu Vero." Ucap Sarah sambil menangis.
"Mah Vero it---,"ucapan Vero terpotong oleh Aldi ayahnya.
"Nikahi dia." Jelas Aldi langsung.
Vero menatap Papahnya tidak percaya. "Apaan sih, Vero masih sekolah Pah."
"Sekolah bisa di lanjutkan. Yang terpenting kamu tanggung jawab dengan cara kamu nikah dengan dia."
"Vero gamau, Vero udah punya pacar pah."tolak Vero mentah-mentah.
"Lo sempat-sempatnya di masalah genting kaya gini masih mikirin pacar. Yang harusnya lo pikiran nasib Rachel sama anak lo."teriak Nanda emosi.
"Anak gue?"beonya.
"Pokoknya Papah gak terima penolakan, mau gak mau dalam waktu dekat ini kamu harus sudah nikah sama dia."tegas Aldi.
Sedangkan Rachel, dia juga kaget atas ucapan Aldi tadi. Apa katanya?Nikah? Sungguh Rachel belum siap menikah apalagi dengan Vero. Takdir apalagi ini ya Tuhan?
"Rachel kamu mau kan nikah sama Vero?"tanya Sarah lembut.
"Tapi Tante--"
"Maafin anak Tante ya. Tante bener-bener minta maaf atas perlakuan dia sama kamu."ucapnya sambil terisak. Rachel sungguh tidak tega jika melihat ada seorang wanita menangis terisak seperti ini.
Rachel menggelengkan kepalanya. "Tante gaperlu minta maaf, semua ini udah takdir Tuhan."
Sarah semakin terisak saat mendengar jawaban yang dilontarkan dari mulut Rachel. Dengan cepat Sarah menarik tubuh Rachel dan memeluknya erat sambil membelai rambut Rachel dengan lembut. Rachel pun ikut menangis kesekian kalinya lagi, di dalam pelukan Sarah. Satu kata yang Rachel rasakan saat ini yaitu, Nyaman.
****
Vero masuk kedalam kamarnya, membanting pintunya dengan keras. Dia menjatuhkan tubuhnya di kasur. Vero masih memikirkan yang diucapkan Papahnya tadi. Satu masalah saja belum selesai kenapa harus ada masalah baru lagi.
"Sialan, kenapa dunia sempit sekali ternyata cewek waktu itu temanya Alice."gumamnya pelan.
Vero membuka handphonenya, dan lagi-lagi dia mengharapkan kekasihnya Alice menghubunginya serta memberi kabar sekarang juga. Namun nyatanya itu hanyalah sebuah keinginan bukan kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELIA [SELESAI]
Random[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali Rachel selalu ditampar dan dipukul padahal Rachel hanya melakukan kesalahan kecil dan tanpa disengaja...