Rachel terbangun dari tidurnya karena terganggu akan cahaya matahari yang menyorot kaca jendela kamarnya. Dia melihat kearah samping terlihat laki-laki yang sudah menjadi suaminya beberapa hari lalu masih tertidur dengan damainya.
Rachel melihat jam yang ada di nakas, dia membulatkan matanya ketika jarum pendek jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat. Rachel bangun lagi dan dipastikan dia hari ini tidak akan masuk sekolah.
"K-kak." Dengan ragu Rachel menggoyang-goyangkan lengan Vero meminta laki-laki itu segera bangun.
Belum ada jawaban dari Vero, sekali lagi Rachel menggoyangkan lengan Vero lebih kencang.
"Apaan sih lo!" Vero menghentakkan tangan Rachel kasar.
Rachel tersentak kaget. "A-ah m-maaf kak." Ucapnya tak enak lalu dia turun dari kasur berniat pergi ke kamar mandi.
Vero membuka matanya, dia tersadar telah membentak Rachel barusan. Vero menahan tangan Rachel yang ingin beranjak lalu merubah posisinya menjadi terduduk.
"A-apa lagi Kak?"
Vero terdiam lama, sebenernya dia ingin meminta maaf tapi gengsi Vero lebih besar dari niatnya. Dia mengurungkan niatnya untuk meminta maaf.
"Gapapa." Jawabnya lalu melepaskan tangan Rachel.
"O-oh yaudah aku mau ke kamar mandi." Pamitnya yang diangguki oleh Vero.
Selang beberapa menit Rachel telah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang kelihatan lebih fresh dari sebelumnya. Dia duduk di meja rias menyisir rambutnya yang masih basah.
Vero berjalan kearah Rachel, dia merebut sisir yang dipegang oleh Rachel.
"Biar gua sisirin." Entah kemauan dari mana Vero ingin melakukan ini.
Rache melihat dirinya di cermin dengan telatennya tangan Vero menyisir rambut Rachel hal itu membuat Rachel memejamkan matanya karena nyaman sekaligus gugup bersamaan.
Perlakuan Vero hari kemarin dengan hari ini sangatlah membuat Rachel bingung sekaligus senang bersamaan. Rachel berpikir mungkinkah Vero sudah menerimanya dengan anak yang ada di dalam kandungannya saat ini? semoga saja Rachel sangat berharap akan hal itu.
"Kita gak masuk sekolah hari ini." Ucap Vero saat sudah selesai menyisir rambut Rachel.
"Iya, maaf kak aku telat bangunnya."
Vero menggelengkan kepalanya, lalu mengelus rambut Rachel pelan. "Gapapa, lagian males juga sekolah." Ujarnya lalu dengan santai Vero berjalan kearah kamar mandi.
****
Nanda menghentakkan kakinya kesal, bagaimana bisa Abangnya melupakan janjinya untuk pulang bersama dirinya.
Sialnya hari ini dia tidak membawa mobil dan dia tidak tahu harus pulang naik apa sekarang. Saat tengah berpikir motor besar hitam melewatinya begitu saja. Dengan tak tahu malunya Nanda memanggil orang itu.
"Woy!" Nanda berteriak lalu melangkah dengan cepat menghampiri orang itu.
Orang itu menghentikan motornya ia segera membuka helmnya. Nanda terkagum saat melihat wajah orang itu dari dekat "Lumayan lah ganteng." Batinnya.
"Apa?"
"Anterin gue balik nanti gue bayar." Belum ada persetujuan dari pemilik motor tersebut Nanda sudah naik terlebih dahulu ke jok belakang motor itu.
"Gue bukan tukang ojek, turun!"perintahnya.
"Siapa juga yang bilang lo tukang ojek. Gue cuma nyuruh lo anterin gue balik itu doang kok, saling menguntungkan juga gue sampai ke rumah dan lo dapat pahala karena nolong gue." Ucap Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELIA [SELESAI]
Random[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali Rachel selalu ditampar dan dipukul padahal Rachel hanya melakukan kesalahan kecil dan tanpa disengaja...