Setelah menyelesaikan makannya tadi, kini mereka berdua sedang duduk santai di ruang keluarga sambil menonton TV.
Vero menaruh kepalanya di paha Rachel sambil menghadap ke perut buncitnya. Vero sangat suka mencium perut buncit itu berkali-kali, menurutnya sangat menggemaskan.
"Sayang," panggil Vero mendongakan kepalanya ke atas.
Refleks Rachel menunduk. "Apa?" Tanyanya sambil mengelus rambut Vero ke belakang.
"Kapan mau cek kandungan?"
Rachel berpikir, sebenarnya sudah lama juga ia tidak mengecek kandungannya. Terkahir mungkin dua bulan yang lalu. "Besok kamu sibuk gak?" Tanyanya, tangannya masih tetap setia mengelus rambut Vero.
"Enggak, lagian ujian udah beres," jawab Vero.
"Yaudah besok, anterin aku cek kandungan ya," pinta Rachel da mendapati anggukan dari Vero.
"Gak sabar, pengen cepet-cepet liat dia lahir," ucap Vero. Dirinya membayangkan saat nanti di keluarga kecilnya terdapat seorang bayi mungil. Kini Vero sedang tersenyum-senyum sendiri sambil memejamkan matanya.
Rachel yang melihat itu segera mencubit hidung Vero pelan. "Masih lama."
Vero berdecak, istrinya itu mengacaukan halunya. "Ck, ganggu kamu mah."
Karena kesal Vero pun menyingkab baju Rachel sampai terlihatlah perut putihnya yang menonjol. Karena gemas dia pun menciumi perut buncit itu berkali-kali sampai suara dari ciuman Vero terdengar.
Vero tersentak kaget saat merasakan sesuatu yang bergerak dari perut Rachel, dengan spontan dia mengubah posisinya menjadi duduk.
"Itu tadi...apa?" Tanya Vero penasaran.
Rachel tertawa melihat raut wajah kebingungan dari Vero. "Bayinya tadi nendang," jawabnya lalu menurunkan kembali bajunya yang terangkat.
"Nendang?" Rachel mengangguk.
"Wah, ternyata anak Papa lagi main bola ya, di perut Mama?" tanyanya lalu mengusapnya lembut.
"Ngaco," sahut Rachel.
Tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi, membuat keduanya saling tatap. Namun dengan cepat, Rachel memindahkan tangan Vero yang di atas perutnya, membuat sang empunya berdecak sebal.
"Siapa yang datang?" Tanya Rachel.
Vero mengangkat bahunya cuek. "Biarin aja, gak usah di buka."
Rachel mendelik. "Gak boleh gitu, siapa tahu penting." Rachel lalu bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju pintu.
Vero membiarkan saja. Saat pintu terbuka terlihatlah Nanda berserta ketiga temannya Vero sedang berdiri sambil tersenyum lebar menatap Rachel.
"Aaaaaaa kangen," pekik Nanda tiba-tiba gadis itu langsung memeluk Rachel erat, mengobati rasa rindunya yang sudah lama tidak bertemu.
Rachel pun segera membalas pelukan sahabatnya itu tak kalah erat. Saat pelukan keduanya terlepas giliran Melvin yang mendekat ke arah Rachel. "Hai cantik," sapanya tangan Melvin sudah merentang ingin memeluk Rachel.
Namun sebelum itu sebuah suara mengalihkan mereka. "Jauh-jauh dari istri gua bangsat!" katanya lalu menarik tangan Rachel lembut yang hendak di peluk oleh Melvin.
"Yaelah bercanda kali, posesif amat masnya," sahut Melvin yang langsung mundur ke belakang.
Sedangkan Vero hanya mengangkat bahunya cuek tidak menggubris ucapan Melvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELIA [SELESAI]
Random[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali Rachel selalu ditampar dan dipukul padahal Rachel hanya melakukan kesalahan kecil dan tanpa disengaja...