Tak terasa kini pernikahan Rachel dan Vero sudah berjalan hampir dua bulan. Hubungan keduanya pun semakin dekat dan yang pasti sudah mengenal sifat satu sama lain.
Sifat Rachel yang dulunya lebih ke pendiam sekarang berubah. Kini gadis itu lebih banyak berbicara dari pada dulu, cewek itu juga sudah tidak merasakan gugup lagi jika berdekatan dengan Vero. Dan Jangan lupakan juga sifat manjanya Rachel kini keluar terhadap Vero saat kehamilannya kian membesar.
Kandungan Rachel kini tengah menginjak ke enam bulannya. Rasa antusias Rachel untuk menanti kehadiran sang buah hatinya pun semakin besar.
Seperti sekarang ini, Rachel tengah tersenyum tipis melihat pantulan dirinya di cermin. Rachel sengaja menyingkab bajunya sendiri. Dia dapat melihat perutnya yang kini menonjol, lalu mengusap perutnya dengan lembut penuh kasih sayang.
Di tengah sibuk melihat dirinya di cermin, tiba-tiba Rachel merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang, serta tangan dingin yang menyentuh kulit perutnya.
Rachel dapat melihat kalau orang itu yang tak lain adalah suaminya sendiri. Yang kini sudah memakai baju berseragam SMA, dia tengah mengusap-ngusap lembut perut Rachel dengan tangan kanannya.
Dengan cepat Rachel menurunkan kembali bajunya lalu membalikkan tubuhnya menghadap langsung ke arah Vero. Tangan Vero masih setia memeluk pinggang Rachel.
"Ngagetin," ucap Rachel memukul lengan Vero pelan.
Vero hanya terkekeh, dia melepaskan pelukannya dari Rachel. Vero berjalan ke arah lemari lalu mengambil sebuah handuk kecil dan langsung memberikannya kepada Rachel.
Rachel yang sudah mengerti pun segera menuntun Vero untuk duduk di kursi, dan ya Vero pun menurut langsung duduk di sana.
Rachel meletakan handuk di atas kepalanya Vero, lalu membiarkannya sejenak. Hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi Rachel yang selalu mengeringkan rambut Vero yang basah, sebelum cowok itu berangkat ke sekolah.
Kini Rachel sudah berhenti bersekolah, selain perutnya yang sudah semakin buncit. Dia juga lebih memfokuskan dirinya untuk merawat sang bayi yang masih berada dalam kandungannya.
Sejujurnya Rachel tidak ingin berhenti bersekolah, namun mau tidak mau Rachel harus menerima ini semua. Karena memang mungkin ini adalah jalan takdir hidupnya.
"Hey? Kenapa melamun?" Tanya Vero dia memeluk pinggang Rachel kembali, namun kali ini posisinya Vero sedang duduk sedangkan Rachel berdiri.
"Gapapa kok, kamu ujian kapan?" Tanya Rachel, dia kembali menggosok-gosokan handuk di rambut Vero.
Rachel dengan Vero juga sudah mengganti panggilannya menjadi aku kamu. Awalnya Rachel memang menolak karena tetap ingin memanggil Vero dengan sebutan Kakak. Tapi, Vero tetap membujuk Rachel sampai akhirnya Rachel pun menyetujui.
"Minggu depan, sayang," jawab Vero. Cowok yang sudah menjadi suaminya ini terkadang memperlakukan Rachel dengan hal romantis yang bisa saja membuat Rachel baper. Namun sifat menyebalkan cowok itu masih tetap melekat di dalam dirinya.
Tak pernah berubah pipi Rachel selalu saja bersemu merah, ketika Vero memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Kenapa?" Tanya Vero mencubit gemas pipi Rachel yang kian memerah.
"Bentar lagi dong. Kamu nanti mau lanjut kuliah?"
"Enggak kayanya, aku bakal langsung nerusin pekerjaan Papah," jawabnya.
Rachel hanya menganggukan kepalanya. "Selesai," ucapnya setelah mengeringkan rambut Vero.
Vero tersenyum tipis, cowok itu segera berdiri dari duduknya lalu mengambil tas sekolahnya yang ada di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELIA [SELESAI]
Random[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali Rachel selalu ditampar dan dipukul padahal Rachel hanya melakukan kesalahan kecil dan tanpa disengaja...