Rachelia-34

64.3K 4.9K 306
                                    

Setelah makan malam tadi, Rachel dan Vero sudah kembali lagi ke kamarnya. Rachel pun sudah merebahkan tubuhnya di sofa, walaupun agak kurang nyaman karena tempatnya lumayan sempit tapi Rachel tidak masalah akan hal itu yang penting dirinya bisa tidur sekarang.

"Lo yakin mau tidur disana?"tanya Vero memastikan.

Rachel yang sudah memejamkan matanya dan mungkin sebentar lagi akan tertidur, langsung kembali membuka matanya. "I-iyaa."

"Yaudah terserah lo." Vero kembali sibuk dengan ponselnya.

Vero bangun dari duduknya, dia berjalan kearah lemari untuk mengambil jaket hitamnya. Malam ini dia berniat akan keluar padahal sekarang sudah pukul sebelas malam. Entah kemana Vero akan pergi, yang penting saat ini dia ingin keluar. Dia menengok kearah Rachel sebentar yang tengah tertidur dengan damainya, tapi Vero mengangkat bahunya cuek lalu dia  membuka pintu kamarnya lalu menutupnya kembali dengan pelan supaya tidak menimbulkan suara.

Ketika dia akan membuka pintu rumahnya pintu itu tidak bisa dibuka, sialnya pintu itu telah dikunci oleh kedua Orang Tuanya. Oh ayolah Vero ingin keluar malam ini juga. Tidak kehabisan ide Vero mencoba berjalan ke arah dapur dan dia akan keluar melalui pintu belakang. Vero tersenyum miring saat pintu itu berhasil kebuka tanpa berlama-lama lagi Vero langsung keluar dari rumahnya, mengambil motornya di garasi lalu melajukannya dengan kencang. 

Tujuannya saat ini adalah Club, dia akan pergi ke tempat itu lagi setelah sekian lamanya dia tidak kesana. Sesampainya disana dentuman musik yang sangat amat keras masuk ke dalam indra pendengarannya.

Beberapa orang terlihat disana sedang menari lincah mengikuti alunan musik yang tercipta. Dan sebagian ada pula yang sedang bersenang-senang dengan beberapa perempuan disana.

Vero berjalan ke arah pojok ruangan yang dilengkapi dengan sofa panjang, dia duduk disana lalu memanggil pelayan yang ada disana dan memesan satu botol Vodka. Vero meneguk habis Vodkanya yang telah diantar oleh pelayan yang tadi. Dia menyenderkan tubuhnya di sofa itu, kepalanya ia edahkan ke atas. Beban pikirannya perlahan menghilang, dan untuk masalah Alice pergi entahlah Vero sudah kebingungan harus mencari pacarnya kemana lagi. Dia sudah tidak peduli dengan gadis itu, walaupun di dalam hatinya masih sering bertanya-tanya keberadaannya sekarang dimana, kabarnya sekarang bagaimana, dan dengan siapa dia sekarang.

Malam semakin pagi, tak terasa Vero berada di Club sudah hampir 2 jam lebih dia hanya sekedar minum tanpa melakukan apapun selain itu. Kepalanya sudah semakin berat mungkin karena efek terlalu banyak meminum minuman beralkohol. Dia bangkit segera keluar dari tempat itu.

Vero sampai di rumah pukul jam tiga pagi untung rumahnya saat ini masih sepi belum ada yang bangun termasuk pembatunya yang ada dirumah. Dia berjalan menaiki tangga dan segera masuk kedalam kamarnya. Sampai disana dia mendapati Rachel yang habis dari kamar mandi dengan tangan membawa handuk kecil.

Vero membuka jaket yang ada ditubuhnya, perlahan dia mendekatkan dirinya ke arah Rachel.

Rachel yang habis buang air kecil kaget saat mendapati Vero yang sudah berada di depannya. Tadi saat bangun tidur Rachel tidak melihat keberadaan cowok itu, dan sekarang lihatlah cowok itu sudah ada didepannya.

Rachel semakin takut kala melihat Vero mulai mendekatinya, Rachel perlahan ikut mundur ke belakang. Tubuhnya sudah tidak bisa bergerak sekarang, karena tubuhnya telah sampai pada tembok.

Saat jarak antara Rachel dan Vero sudah sangat dekat, Rachel mencium bau-bau alkohol yang menyengat masuk ke dalam indra penciumannya. Ketika itu Rachel mengingat kejadian beberapa bulan lalu yang menimpa  dirinya, saat ini Rachel tengah was-was takut kejadian waktu itu terulang kembali, Rachel tidak mau itu.

"K-kaak hmppptt,"ucapan Rachel terpotong saat dengan cepat Vero membungkam mulut Rachel oleh mulutnya. Rachel melotot dia menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari ciuman itu.

Vero tidak tinggal diam dia menahan kepala Rachel agar diam. Ciuman itu terlepas saat pasukan oksigen Vero mulai berkurang. Rachel menghela nafasnya saat ingin melarikan diri, tiba-tiba tubuhnya diangkat oleh Vero. Vero membantingkan tubuh Rachel ke ranjang miliknya, lalu menindih tubuh Rachel. You know lah apa yang terjadi selanjutnya.

****

Rachel terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menyorot ke kaca jendela kamarnya lebih tepatnya kamar Vero bukan kamar dirinya.

Rachel merasakan ada yang amat berat diatas perutnya, ketika dilihat ternyata itu lengan Vero. Rachel tersentak kaget saat dirinya sadar akan kejadian pagi tadi. Rachel segera menyingkirkan tangan Vero yang berada diatas perutnya, dia menaikan selimutnya yang merosot untuk menutupi tubuh polosnya.

Perlahan buliran bening lolos dari kedua mata Rachel, lagi-lagi kejadian ini terulang untuk kedua kalinya. Rachel tau sekarang ini statusnya sudah sah menjadi istri Vero, Dan Rachel juga tau Vero melakukan ini karena dia terpengaruh oleh minuman beralkohol yang diminumnya. Tetapi apa tidak bisa Vero memintanya tidak dengan cara memaksa dan kasar seperti yang dilakukannya pagi tadi.

Vero terbangun saat merasakan ada pergerakan dari sampingnya. Dia melihat Rachel yang menangis di sebelahnya, seketika otaknya kembali berputar mengingat kejadian pagi tadi dan rasa bersalah menghantui dirinya. 

"Sial."umpat Vero pelan nyaris tak terdengar.

Vero bangun dari tidurnya menjadi duduk, dia ingin memegang tangan kanan Rachel. "Chel?"

Tapi dengan cepat Rachel menjauhkan tangannya. Rachel tidak ingin melihat Vero terlebih dulu kali ini, dia segera berdiri dengan tubuh yang dibalut selimut tebal untuk menuju kamar mandi tapi belum sampai berjalan Rachel sudah terduduk kembali ke kasur karena rasa perih langsung menjalar di area kewanitaannya.

Vero memakai boxernya kembali, dia turun dari kasurnya lalu menghampiri Rachel lalu berjongkok di depan kaki Rachel.

"Gue bantu ya?" Rachel diam, dia sama sekali tidak melihat ke arah Vero.

Tidak perlu menunggu jawaban dari Rachel, Vero langsung mengangkat tubuh Rachel dengan ala bridal style membawanya ke kamar mandi. Rachel kaget bukan main ketika tubuhnya diangkat oleh Vero, reflek Rachel mengalungkan tangannya di leher Vero.

Vero mendudukan Rachel di atas wastafel. "Maafin gue ya."ucap Vero merasa bersalah.

"Itu diluar kend--,"

"Gapapa." Rachel memotong ucapan Vero terlebih dulu.

"Lu gak marah?"tanya Vero.

"Semuanya suddah terjadi kak."jawab Rachel pelan.

****

Update nih.
Otaku buntu guys maaf ya kalo ga dapet feelnya.
Jangan lupa vote, komen, dan share ya.
Terimakasih, aku sayang kalian.

 RACHELIA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang