Vero menatap ponselnya, sekarang sudah lewat waktunya pulang sekolah. Alice gadis itu belum memberikan kabar sedikit pun, bahkan Vero sudah menelpon dan mengirimnya pesan beberapa kali nomornya masih tidak aktif.
Tidak ada pilihan lain lagi, Vero segera mengendarai mobilnya untuk menuju ke rumah Alice. Dan mematiskan gadis itu tidak apa-apa.
Saat ini Vero sudah sampai di depan pagar rumah Alice, Vero mengintip sebentar lewat celah-celah pagar. Dia semakin dibuat bingung keadaan rumah Alice sangatlah sepi, seperti tidak ada orang di rumahnya. Biasanya selalu ada Pak Ojo satpam yang bekerja di rumah Alice, tapi sekarang tidak ada siapa-siapa. Dan Vero baru sadar pagar rumah Alice pun sudah digembok dari luar.
Vero bertanya-tanya pada dirinya sendiri kemana perginya Alice? Tidak seperti biasanya gadis itu menghilang seperti ini. Apa mungkin ada acara keluarga? Dan gadis itu lupa untuk memberitahunya?
Sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ada ibu-ibu yang menepuk pundaknya dan hal itu membuat Vero kaget dan hampir ingin memukul ibu itu.
"Astaghfirullah, kamu mau ngapain nak?" Vero yang melihat ibu itu terkejut pun merasa bersalah.
"Maaf Tante, tadi saya kaget."
Ibu itupun mengangguk paham. "Kamu sedang apa disini nak?"tanya ibu itu lagi.
"Oh iya, saya mau bertanya orang yang ada dirumah ini pada kemana ya? Apa Tante tau."tanya balik Vero.
"Tadi saya hanya melihat ada banyak orang di rumah ini kayanya tukang angkut barang. Dan yang punya rumah juga ikut pergi dengan Mamanya, mereka juga membawa koper besar." jelas ibu itu.
"Kapan Tante liat mereka pergi?"
"Tadi pagi."
"Kalo gitu saya permisi, makasih Tante untuk infonya." Vero berlari masuk kedalam mobilnya meninggalkan ibu itu yang masih kebingungan.
Vero melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, pikirannya hanya tertuju pada Alice gadisnya. Vero harus mencari Alice kemana sekarang? Kenapa sampai sekarang masih belum ada kabar satupun dari Alice. Vero khawatir, dia khawatir takut terjadi apa-apa dengan Alice.
****
Sudah seminggu lamanya Alice pergi menghilang tanpa kabar. Dalam waktu seminggu ini Vero menghabiskan waktunya untuk mencari Alice dan dibantu juga dengan teman-temanya. Tapi seminggu ini mereka belum juga menemukan kabar satupun dari Alice. Vero dan teman-temanya kesusahan untuk mencari keberadaan Alice, selain nomornya tidak aktif akun media sosial milik Alice pun tidak ada, seperti sengaja dihapus oleh pemiliknya.
Saat ini Vero bersama tiga temannya sedang berada di rooftop sekolah. Vero mengepulkan asap rokoknya ke atas, bisa dibilang Vero sudah sangat frustasi, hanya karena hilangnya sosok Alice pacarnya.
"Ver kita mau cari kemana lagi? Udah seminggu kita belum juga menemukan keberadaan dia."tanya Radit.
Radit sebagai sahabat cowok itu juga merasa sangat kasian kepada Vero. Jujur baru kali ini Radit melihat sosok Vero merasa takut kehilangan seorang cewek. Biasanya Vero sangat enggan untuk memprioritaskan cewek nomor satu, jika dulu ada seorang cewek yang meninggalkannya pun dia sungguh tidak akan memusingkan hal seperti itu. Tapi berbeda untuk kali ini, dia sangat peduli dengan Alicenya, dia tidak ingin kehilangan Alicenya.
"Kalo kalian udah gak mau bantu gua lagi gapapa, gua gak maksa lo pada buat bantu gua."ucap Vero tiba-tiba.
"Bukan gitu maksud Radit Ver, masalahnya Alice belum tentu ada di kota ini. Bisa saja cewek lu keluar kota atau bahkan keluar negeri. Jadi kalo kita hanya cari Alice di kota ini itu sangat sia-sia." Jelas Raffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELIA [SELESAI]
Random[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali Rachel selalu ditampar dan dipukul padahal Rachel hanya melakukan kesalahan kecil dan tanpa disengaja...