Muslimah, Naughty (1)

11.9K 601 31
                                    


Seorang gadis berhijab tengah bersembunyi di balik pohon besar. Dirinya tengah terjebak di tengah-tengah tawuran antara SMA Cakra Wala dan SMA purnama, tak terlihat sedikit pun rasa takut di wajahnya melain rasa kesal, kesal pada temannya yang bernama Harris sangketua dari anggotanya. Luka di sudut bibirnya tak ia hiraukan sama sekali, mulutnya terus mencak-mencak menyumpah serapahi sangketua itu.

"Dasar Harris sialan, mentang-mentang ketua, seenaknya aja dia nyuruh gue mundur dari tawuran ini."

"Besok-besok kalo tawuran lagi, gue gak mau dia yang jadi ketua."

"Padahalkan dalam tawuran ini belum ada yang kenapa pukulan dari tongkat Softball gue," gadis itu memperhatikan tongkat Softball di tangan kirinya, yang selalu ia bawa saat tawuran.

Kini keadaan masih sama, semuanya masih terus saling memukul, menendang, dan menghajar. Dalam tawuran kali ini tak ada senjata tajam, hanya ada balok kayu, batu, dan tongkat Softball, tapi tak semua memegang senjata.

Sedang asik saling memukul, tiba-tiba semuanya berlarian, "CABUT GAYS, POLISI... POLISI...," Teriak Harris sangketua dari SMA Cakra Wala, pendengaran-nya yang tajam bisa mendengar sirine polisi.

"CABUT-CABUT," Teriak yang lain juga, begitupun dengan SMA purnama, semuanya berhamburan tak tentu arah.

"MIMA..., CABUT MIM CABUT, POLISI...," Gadis yang bersembunyi di balik pohon itu melotot, ia segera berdiri dan lari sekencang-kencangnya dari sana.

"MIMA... KESINI WOY, NGAPAIN KE SONO?" Teriakan itu ia hiraukan, dalam keadaan panik ia terus berlari, tak ingin tertangkap polisi, bahkan ia terpisah dengan teman-temannya.

Hoh...hoh...hoh...

Nafas tak beraturan, gadis bernama Mima itu berhenti dari larinya, ia membungkuk, tongkat Softball di tangan kirinya ia jadikan tumpuan untuk menompang tubuhnya, dan tangan kanannya bertumpu pada lutut kanannya.

"Cape... Cape... hoh... hoh..."

Ia tegakkan tubuhnya setelah mengatur nafasnya, "Gue di mana lagi?" Tanyanya pada diri sendiri, matanya melihat sekelilingnya, hingga ia melihat sebuah pangkalan ojek, kakinya berjalan menuju pangkalan itu.

"Bang, ojek bang," seru nya pada salah satu ojek itu.

"Oh, ayo neng ayo."

^^^


"TIAAAA... Sakiiit, pelan-pelan dong."

"Aaww...," Mima menepis tangan sahabatnya itu, "Lo sengaja ya? Kalo gak ikhlas, gak usah di obatin."

Tia menatap malas ke arah Mima, "Li singiji yi? Kili gik ikhlis, gik isih di ibitin," Tia melempar handuk kecil yang ia gunakan untuk mengomres luka Mima ke tangan gadis itu, "Lo obatin sendiri tuh," kemudian Tia sandarkan punggungnya ke sandaran sofa.

Mima menatap kesal sang sahabat, tangannya terulur untuk mengobati luka di sudut bibirnya dengan handuk yang di lempar Tia tadi.

"Lu itu belagu ya Mim," Tangan Tia terulur mengambil tongkat Softball yang ada di samping sofa yang ia duduki, "Ikut tawuran, eh kena pukul, eh pas di obatin jerit-jerit, besoknya di panggil BK, terus di hukum, eh pas pulang lo pulang ke rumah gua, terus bilang ke Emak lu gini 'Umah Mima nginep rumah Tia ya, kasian Tia sendiri mama papanya keluar kota," cibirnya menirukan gaya bicara Mima pada Umah nya, saat ia berbuat ulah dan menjadikan rumahnya sebagai tempat perlindungan, "Itu tuh artinya lari dari masalah tau gak."

"Bukan lari dari masalah, gue tuh istirahat dulu dari masalah gue," Mima taruh handuknya itu kedalam wadah air kompresan, kemudian ia sandarkan punggungnya ke sofa seperti yang dilakukan Tia, "Nih gue kan buat ulah, terus di panggil BK, terus di Bk di ceramahin panjaaaaang banget, dan itu tuh cape tau gak, menskipun cuma duduk doang, tetep aja cape dengerin orang marah-marah tuh, udah nih urusan di BK, terus gue pulang kena omel lagi ama Abi ama Umah, tuh lo bisa bayangin gak segimana capeknya gue? Abis buat ulah kena marah. Itu alasan kenapa gue setiap abis buat ulah pasti larinya ke rumah lo, karena gue lagi siapin tenaga buat denger marahnya Abi ama Umah."

Muslimah, NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang