Harap klik bintang malam sebelum membaca.
Selamat Membaca.
Pagi kembali menyapa, kini di kediaman Rega seperti biasa tengah melakukan sarapan pagi. Seperti pagi kemarin Mima, gadis yang memakai seragam sekolah itu hanya diam, tak banyak bicara, malah terkesan gadis itu kini tampak melamun, dan hal itu menarik perhatian Ria dan juga Rega, suami istri itu sesekali saling pandang dengan bingung.
Mima melirik pada jari yang kemarin ia gores, luka itu sudah ia obati, darahnya sudah hilang, tapi ingatannya tentang kemarin belum hilang, Mima sedikit menyembunyikan luka itu dari Rega dan juga Ria. Sungguh banyak sekali pertanyaan di benak Mima tentang kemarin, gadis itu bahkan tertidur larut karena masalah ini.
Lama melamun, Mima tak sadar bahwa Ria sedari tadi memanggilnya.
Gadis itu tersadar, saat Rega menyentuh lengannya tepat pada lukanya, tapi tampaknya Rega tak sadar akan itu.
"Kenapa?" tanya Mima bingung, saat tau ternyata orang tuanya tengah memperhatikannya.
"Kamu yang kenapa?"
Alis Mima bertaut, kenapa justru Umahnya balik bertanya.
"Dari tadi kamu bengong, Umah manggil-manggil kamu, tapi kamu gak denger," Rega berucap dengan kembali fokus pada sarapannya.
"Massa?" Tanya Mima, tak percaya. Gadis itu menatap Ria dengan tatapan bertanya.
Ria mengangguk, membalas tatapan anaknya.
"Kamu banyak pikiran? UTS nya susah?"
Kini Mima menatap pada Rega, gadis itu terdiam cukup lama atas pertanyaan Abinya.
Haruskah dirinya menjelaskan kejadian kemari? Tentang apa yang dirinya dengar, dan apa yang telah dirinya lakukan.
Perhatian orang tuanya kini terpusat pada Mima, gadis itu terpejam singkat, membuang nafas untuk tenang, ia harus segera mencari tau masalah ini.
Tingkah Mima tak luput dari mata Rega dan juga Ria, semakin membuat keduanya bingung.
Menatap orang tuanya, gadis itu mulai berbicara. "Emm.. Mima lagi kepikiran aja soal luka Mima!"
Terdiam sejenak, Mima bisa melihat ekspresi orang tuanya, Ria yang tampak sedikit kaget, dan Rega yang tampak seperti tak nyaman.
"Abi sama Umah tau kan, di rumah sakit kemarin Mima sempet bilang kalo Mima gak ngerasain sakit di luka Mima. Aku ngerasa itu kayanya gak normal deh!"
Baik Ria maupun Rega tak ada yang bersuara, tampak oleh Mima bahwa kedua orang tuanya itu seperti bingung harus apa.
"Mima."
Panggilan Ria, membuat fokus Mima mengarah padanya.
"Dokter Firza bilang sama Umah dan Abi, kamu gak ngerasain sakit di luka kamu itu karena Dokter Firza kasih obat penahan sakit sama kamu!"
Rega menatap pada Ria dengan tatapan sulit di artikan. Mengapa istrinya berbohong?
"Kapan Dokter Firza bilang itu sama Abi dan Umah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Novela Juvenil"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...