Bagaimana perasaan kalian jika ditatap keempat pemuda tampan.
Malu?
Salah tingkah?
Kayang?
Jungkir balik?
Atau salto?
Tapi sepertinya kelima pertanyaan itu tak ada satu pun yang Eran rasakan. Terlihat dari sikapnya itu yang begitu santai menggendong tas punggungnya, tidak risih sama sekali di tatap oleh Daffa, Vavo, Isal, dan Erga. Gadis cilik itu dengan begitu santainya mengupil di depan keempat pemuda tampan itu.
Vavo geleng-geleng melihat tingkah adik Erga ini, cowok itu mengalihkan tatapannya menatap pada Erga. "Ga.. Kita gak janjian bawa anggota keluarga kan?"
Erga menatap pada Vavo, kemudian sedikit menghembuskan nafas, "Gue harus gimana? Tadi pas mau berangkat, dia udah duduk manis diatas motor gue, ngamuk pengen ikut!"
Daffa dan Isal saling pandang setelah mendengar jawaban Erga, keduanya sedikit kesal tadi saat melihat Erga datang membawa adeknya.
Mereka berlima ini tengah berada di Dufan, menaiki wahana-wahana ekstrim bersama-sama adalah rencana dari seminggu yang lalu, kehadiran Eran yang mendadak ingin ikut adalah kegagalan dalam rencana, karena apa? Ya karena nanti saat menaiki wahana salah satu diantara mereka pasti ada yang harus menjaga Eran bukan? Tidak mungkin Eran ikut naik.
"Kalian tenang aja, aku gak akan nyusahin kok!"
Semua kembali menatap Eran dengan tatapan berbeda-beda, tak urung di hati mereka ada yang mendumel pada Eran, salah satunya Isal.
Ucapan Eran di anggap angin lalu oleh keempat cowok itu, tak lama kemudian datang ketiga cowok lagi, ini yang Erga, Daffa, Vavo, dan Isal tunggu-tunggu.
Jangan berfikir mereka hanya pergi berempat, karena nyatanya mereka mengajak Harris, Ridan, dan Radi juga.
"Hai Ga!" Sapa Harris.
"Hai Ris," balas Erga, ia berjabat tangan ala lelaki dengan Harris, kemudian berjabat tangan juga dengan Ridan dan Radi.
"Halo bapak ketua!"
Erga tertawa mendengar sapaan Ridan, "Halo, Dan."
"Wih... Cakepan dikit sekarang lo, Di." seru Isal setelah berjabat tangan dengan Radi, sontak hal itu mengundang tawa yang lain.
"Gue dah cakep dari rahim kali," balas Radi meladeni Isal, dan lagi-lagi hal itu mengundang tawa yang lain lagi.
Mereka berbincang-bincang kecil, bercanda juga sesekali, hingga tak lama deheman khas anak kecil terdengar, siapa lagi kalau bukan Eran. Gadis itu berdeham agar tak di lupakan, karena mereka sedari tadi asik sendiri, tak mengajak-ajak padanya.
Harris, Ridan, dan Radi mengernyit saat melihat Eran, merasa bingung, mengapa bocah itu ada di sini?
"Dia ikut?" tanya Harris, dirinya tau siapa gadis kecil itu.
"Iyaa." jawab Erga, cowok itu menggaruk pelipisnya yang terasa gatal itu.
"Kok?"
"Biasa lah," jawab Daffa cepat. "Udah tenang aja," dia tau apa kebingungan Harris.
Harris mengangguk mengerti, "Yaudah masuk yuk."
"Lest goo!"
"Eh tardulu."
Semua menatap Eran tanya, saat tiba-tiba gadis cilik itu menghalangi jalan mereka.
"Ada yang belum dateng," seru Eran.
![](https://img.wattpad.com/cover/253432581-288-k121188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah, Naughty
Teen Fiction"Suka sama seseorang, tapi nyaman sama orang lain." -Erga- "Kalo udah suka itu susah." -Tamima- __________________________________________________ "Gue tuh aneh sama lo. Di ghibahin bukannya marah, eh malah bilang makasih." "Ya masa orang baik sama...